Page 128 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 128
Resonansi Landreform Lokal ... 115
sehingga dari 6 kuintal gabah kering diperoleh uang sebesar
Rp. 2.400.000,-. Selanjutnya, Sastro Sudarmo menyimpan seba-
gian dari uang yang diperolehnya di BRI (Bank Rakyat Indone-
sia), yaitu sebesar Rp. 1.560.000,-. Dengan demikian Sastro
Sudarmo dan keluarganya hanya akan menggunakan hasil
panennya sebesar Rp. 840.000,-.
Sastro Sudarmo dan istrinya berupaya mencukupi kebu-
tuhan keluarga dengan uang sebesar Rp. 840.000,- tersebut,
misalnya untuk biaya makan, lauk pauk, keperluan sosial, dan
berobat (bila sakit). Apabila uang sebesar Rp. 840.000,- tersebut
belum mencukupi kebutuhan keluarga, maka diambilkan dari
tabungan. Oleh karena itu, sebagai bentuk usaha agar kebu-
tuhan keluarga dapat tercukupi, Sastro Sudarmo mengoptimal-
kan pekarangannya yang ditanami kelapa dan pisang, serta
memelihara unggas, yaitu itik. Sastro Sudarmo menjelaskan,
bahwa ia memiliki 4 batang pohon kelapa, di mana tiap pohon
dalam 1 bulan dapat diambil 1 kali, dengan rata-rata setiap
pengambilan 4 butir per pohon. Dengan harga pasaran sebesar
Rp. 1.000,- per butir, maka dalam 1 bulan Sastro Sudarmo men-
dapat penghasilan dari kelapa sebesar: 4 pohon x 4 butir x Rp.
1.000,- = Rp. 16.000,-.
Pengalaman Sastro Sudarmo dan petani di Desa Karang-
anyar pada umumnya, menunjukkan bahwa masyarakat Desa
Karanganyar telah dapat merasakan manfaat landreform lokal,
meskipun para penggarap memiliki kewajiban: (1) ronda; (2)
kerigan, yang terdiri dari kerja-bakti dan kerja-sosial; serta (3)
membayar PBB atas tanah yang digarapnya. Kewajiban para
penggarap ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pada
umumnya, sehingga berhasil membangun kondisi sosial yang
guyub (rukun). Termasuk kondisi ketika terjadi kematian,