Page 132 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 132
Resonansi Landreform Lokal ... 119
lihkan hak garapnya kepada petani yang tidak memiliki sawah,
dan (3) yang mendapat otoritas untuk mengelola tanah buruhan
desa adalah Pemerintah Desa Karanganyar.
Kedua, “to give ability to or enable”, atau suatu ikhtiar untuk
memberi kemampuan atau keberdayaan. Dalam konteks Desa
Karanganyar, maka landreform lokal yang diterapkan di desa
dapat dikenali sebagai suatu ikhtiar untuk memberi kemampuan
atau keberdayaan kepada petani di Desa Karanganyar yang tidak
memiliki tanah sawah. Dengan ikhtiar ini maka dapat dihindari
beberapa hal, sebagai berikut: (1) Ketidak-berdayaan yang diaki-
batkan oleh kondisi dan pandangan subyektif yang bersangkutan
yang kurang optimis. Dengan demikian landreform lokal memi-
liki makna sebagai ikhtiar sadar yang tumbuh dari dalam diri
masyarakat Desa Karanganyar; (2) Ketidak-berdayaan yang
diakibatkan struktur sosial dalam hubungan antar anggota
masyarakat desa, misal antara pemilik tanah dengan yang tidak
memiliki tanah.
Sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat, landreform
lokal yang diterapkan di Desa Karanganyar sesungguhnya
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: Pertama,
tahap inisiasi, yang terjadi pada awal diterapkannya landreform
lokal di Desa Karanganyar, di mana ikhtiar datang dari dan oleh
Pemerintah Desa Karanganyar untuk masyarakat Desa Karang-
anyar. Kedua, tahap partisipasi, yang terjadi ketika landreform
lokal telah diterapkan hingga saat ini, di mana ikhtiar dilakukan
dari dan oleh Pemerintah Desa Karanganyar bersama-sama
dengan masyarakat Desa Karanganyar untuk masyarakat Desa
Karanganyar. Ketiga, tahap emansipasi, yang merupakan
tahapan yang belum terlaksana, karena ikhtiar harus dilakukan
dari, oleh, dan untuk masyarakat Desa Karanganyar.