Page 134 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 134
Resonansi Landreform Lokal ... 121
masyarakat berbasis komunikasi, yang strateginya sebagai beri-
kut: Pertama, mengembangkan komunikasi, dengan cara mem-
bangun interaksi antara Kepala Desa Karanganyar (sebagai public
figure) dengan masyarakatnya. Kedua, mengintegrasikan aliansi
mitra strategis (Pemerintah Desa Karanganyar, kulian dan buruh
kulian) dengan cara melibatkan mereka secara aktif. Ketiga,
pendekatan langsung, dengan cara menggalang kerjasama antar
unsur dalam mitra strategis, serta menggalang dukungan masya-
rakat Desa Karanganyar pada umumnya melalui tokoh-tokoh-
nya.
Sementara itu, landreform lokal ala Desa Ngandagan yang
beresonansi di Desa Karanganyar juga dapat dimaknai sebagai
pemberdayaan masyarakat berbasis kebutuhan masyarakat,
dengan ciri sebagai berikut: Pertama, pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need), ketika petani yang tidak memiliki tanah sawah
memperoleh hak garap atas tanah sawah, sehingga ia dapat
memperoleh hasil dari tanah tersebut. Kedua, penyediaan
mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut
(safety net), ketika petani yang tidak memiliki tanah sawah ter-
bantu dengan adanya hak garap atas tanah sawah. Ketiga, ada-
nya landreform lokal sebagai alternative development, yang
didukung penyelenggaraan inclusive democracy melalui
pemilihan kepala desa yang demokratis, sehingga mendukung
terwujudnya economic growth (pertumbuhan ekonomi), gender
equality (kesetaraan gender), dan intergenerational equity (kese-
taraan antar generasi). Keempat, terbentuknya paradigma pem-
bangunan yang bersifat people centered (berpusat pada masya-
rakat), participatory (partisipatif), empowering (memberda-
yakan), dan sustainable (berkelanjutan).
Sebagai ikhtiar pemberdayaan masyarakat, maka landreform