Page 129 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 129

116   Aristiono Nugroho, dkk.

            hajatan, dan kegiatan sosial. Untuk mempertahankan kondisi
            sosial yang guyub, bila seorang penggarap tanah buruhan desa
            meninggal dunia, maka tanah buruhan desa yang digarapnya
            kembali ke Pemerintah Desa Karanganyar. Selanjutnya Peme-
            rintah Desa Karanganyar akan menyerahkan hak garap atas tanah
            buruhan desa tersebut kepada petani Desa Karanganyar yang
            tidak mempunyai tanah sawah dan belum menggarap tanah
            buruhan desa. Syaratnya, petani tersebut sudah mendaftar,
            untuk kemudian penetapannya dilakukan dengan cara diundi.
            Tetapi bila anak dari petani penggarap yang meninggal tersebut
            kurang mampu, maka ia diprioritaskan untuk mendapat hak
            garap atas tanah sawah tersebut.
                Hal yang relatif peka dalam landreform lokal adalah ketidak-
            adilan. Misalnya bila ada anggota masyarakat yang ekonominya
            dipandang mampu, tetapi menerima tanah garapan. Kondisi
            ini penting untuk diketahui, karena Baperdes pernah didemo
            oleh masyarakat, ketika ada anggota masyarakat yang ekono-
            minya dipandang mampu, tetapi menerima tanah garapan. Saat
            itu Baperdes didemo, karena dianggap tidak membela masya-
            rakat yang tingkat ekonominya tergolong lemah. Untuk menga-
            tasi hal itu, diadakan musyawarah dalam rangka upaya mem-
            perbaiki keadaan. Musyawarah memutuskan, bahwa anggota
            masyarakat yang tingkat ekonominya tergolong baik tidak dapat
            menerima tanah garapan (tanah buruhan desa). Saat ini
            diketahui, bahwa batas usia penerima tanah buruhan desa
            adalah 70 tahun, yang berarti berubah dari ketentuan yang ada
            sebelumnya, yang batasnya pada usia 60 tahun. Walaupun pada
            kenyataannya Pemerintah Desa Karanganyar yang mengatur
            pembagian tanah buruhan desa, seringkali tidak “mampu”
            mengambil alih tanah buruhan desa yang penggarapnya telah
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134