Page 94 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 94
Resonansi Landreform Lokal ... 81
Karanganyar adalah pendekatan introduksi, sehingga gagasan
yang diperkenalkan pada tahun 1947 dapat diterapkan pada
tahun yang sama.
Sebagai respon terhadap kondisi pertanahan di Desa
Karanganyar, maka landreform lokal yang diterapkan dengan
pendekatan introduksi, akhirnya dapat terus menerus diterapkan
hingga saat ini. Untuk mempertahankan penerapan landreform
lokal, maka perangkat desa memiliki porsi penting dalam
menjalankan perannya sebagai pendukung penerapan landreform
lokal. Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan perannya,
perangkat desa wajib memiliki pengetahuan yang cukup tentang
landreform lokal di Desa Karanganyar.
Perangkat desa juga perlu memiliki kemampuan diagnostik,
untuk mencegah terjadinya kendala dalam penerapan landreform
lokal. Bila mendiagnosa ada kendala bagi penerapan landreform
lokal, maka perangkat desa wajib memberikan solusi la-
pangannya. Bila solusi itu berhasil, selanjutnya solusi itu dija-
dikan model bagi upaya mengatasi kendala-kendala yang sama.
Dengan cara inilah landreform lokal dapat bertahan sejak tahun
1947 hingga saat ini, meskipun kondisi pertanahan di Desa
Karanganyar relatif berat. Beratnya kondisi pertanahan di Desa
Karanganyar tercermin pada data yang menyatakan, bahwa
hanya ada 94 orang yang tercatat sebagai pemilik tanah di desa
ini, yang luasannya bervariasi mulai dari 0,20 Ha hingga 5,00
Ha. Ketika 94 orang ini diasumsikan sebagai kepala keluarga,
maka dapatlah dikatakan bahwa wilayah Desa Karanganyar
didominasi kepemilikannya hanya oleh 52,51 % warganya.
Sementara itu 47,49 % warga Desa Karanganyar adalah keluarga
yang tidak memiliki atau menguasai tanah.