Page 75 - Konstitusionalisme Agraria
P. 75

Kembali kepada UUD 1945
            Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan
            dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.
            Isi dari Dekrit tersebut antara lain: (1) Pembubaran Konstituante;
            (2) Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
            1950; dan (3) Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang
            sesingkat-singkatnya. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang
            memberlakukan kembali UUD 1945, maka rujukan konstitusional
            tentang hubungan penguasaan negara atas tanah dan sumber daya
            alam lainnya kembali menjadi Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Setahun
            setelah dekrit presiden, sebuah undang-undang baru disepakati,
            yaitu UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
            Agraria. Undang-undang tersebut merupakan penjabaran dari Pasal
            33 ayat (3) UUD 1945.
                 Tak berapa lama setelah mengeluarkan dekrit, Presiden
            Soekarno memulai era Demokrasi Terpimpin. Pada masa ini ia
            mensahkah Undang-undang Pokok Agraria 1960, dan menerapkan
            program-program  landreform.  Semuanya terhenti dengan
            berakhirnya kepemimpinan Presiden Soekarno, yang dimulai dengan
            peristiwa G30S pada tahun 1965 yang menjadi awal dari titik balik
            suatu rezim. Soekarno digantikan oleh Soeharto.
                 UUD 1945 tidak diganti oleh rezim Soeharto yang hendak
            melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
            Namun pelaksanaan UUD 1945 sebagai konsitusi agraria pada masa
            Soeharto berbeda jauh dengan pelaksanaan yang telah dicanangkan
            oleh Soekarno sebelumnya yang berorientasi pada partisipasi rakyat
            menjadi pola pemanfaatan sumber daya alam yang mengandalkan
            investasi dan pada akhirnya melahirkan konglomerasi yang menjadi
            sasaran kritik pada masa reformasi setelahnya.













               44     Konstitusionalisme Agraria
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80