Page 174 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 174

pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat Kecamatan
                 Buluspesantren dan Ambal terlihat tidak mendukung
                 kepentingan nasional untuk menjaga pertahanan dan
                 keamanan. Padahal subtansi permasalahan di Urutsewu
                  adalah klaim TNI AD atas tanah selebar 500 meter dari air
                 laut di sepanjang Urutsewu yang diamini oleh pemerintah
                 kabupaten dalam bentuk Peraturan Daerah RTRW Kebumen
                 2011–2031 dan adanya penambangan pasir besi yang diduga
                  sebagai bisnis TNI AD.
            3.    Pengalihan fokus masyarakat juga dilakukan. Masyarakat
                 yang diorganisir oleh FMMS berfokus pada penambangan
                  pasir besi, sedangkan masyarakat yang diorganisir FPPKS
                  distigmakan berfokus pada penolakan latihan uji coba
                  senjata TNI AD yang berpuncak pada peristiwa 11 April
                 2011 dan 16 April 2011. Peristiwa tersebut berujung pada
                  perusakan fasilitas TNI AD (gapura dan bekas gudang
                  amunisi) dan penembakan warga oleh TNI AD. Sementara
                  itu, perusahaan tetap menjalankan programnya untuk
                  melakukan penambangan pasir besi.
            4.    Upaya melemahkan gerakan FPPKS dengan tuntutan
                  melakukan tindakan kriminal. Pertama, kriminalisasi
                  terhadap warga Kecamatan Buluspesantren bernama
                 Asmarun dan Supriyono. Keduanya memukuli warga
                 Ambal yang mengantar makanan pada aksi 11 April 2011
                  dan dibawa ke meja hijau dengan tuduhan penganiayaan.
                 Pemesanan makanan kepada warga Ambal oleh TNI AD
                  ini juga menjadi bentuk adu domba antarwarga Urutsewu.
                 Pemukulan ini menyebabkan warga Ambal berang dan
                  memusuhi warga Desa Setrojenar. Kedua, kriminalisasi
                  terhadap Solekhan, Mulyono, Adi Waluyo, dan Sobirin
                  dengan tuduhan perusakan gapura TNI pada 16 April



                                            Analisis Konflik Ekologi Politik     149
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179