Page 178 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 178

diklaim sebagai milik TNI AD untuk eksploitasi pasir besi. Hal
            ini didukung oleh pernyataan Rully Aryanto, Asisten Manajer PT
            MNC, bahwa untuk masuk ke dalam TNI AD, PT MNC memiliki
            koneksi dengan  orang dalam . Besar kemungkinan koneksi orang

            yang dimaksud adalah Mayjen (Purnawirawan) Rianzi Julidar
            yang pernah menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli KSAD dari
            18 Desember 2007 hingga 29 Mei 2008.
                 Lalu, apakah pemberian rekomendasi TNI AD kepada PT
            MNC menunjukkan adanya bisnis militer setelah diterapkannya
            Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
            Indonesia? Bisnis militer yang ada di Indonesia memiliki tiga
            kaki, yaitu bisnis institusional, bisnis non-institusional, dan
             bisnis kelabu  militer  Aditjondro,     :     . Bisnis militer

            institusional merujuk pada bisnis yang dilakukan oleh institusi
            TNI dalam bentuk perusahaan ataupun koperasi, seperti yang
            terjadi semasa Orde Baru. Bisnis militer non-institusional
            adalah sejumlah perusahaan milik keluarga pejabat atau mantan
            pejabat TNI yang dalam melaksanakan bisnisnya memiliki
            hubungan emosional dan moril dengan instansi militer (Sukadis
            dan Hendra, 2005: 28). Sedangkan  bisnis kelabu  militer

            merujuk pada kegiatan penyeludupan, bisnis pengawalan,
            pemerasan oleh oknum bersenjata, dan lain-lain. Dari sini dapat
            dilihat bahwa kepemilikan PT MNC oleh pensiunan jenderal
            menunjukkan adanya bisnis militer non-institusional. Sebab,
            setelah mengajukan permohonan izin, PT MNC sempat
            melakukan presentasi ke KSAD mengenai keuntungan dan
            kerugian bagi TNI atas penambangan di Urutsewu. Dari sini











                                            Analisis Konflik Ekologi Politik     153
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183