Page 183 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 183
yang ramah lingkungan . Caranya dengan tidak langsung
melakukan penambangan di enam desa sekaligus, tetapi dengan
cara sistem blok. Untuk menyiasati kerusakan lingkungan akibat
penambangan, PT MNC berjanji akan melakukan reklamasi. Tiap
blok yang selesai ditambang akan langsung direklamasi. PT MNC
menjanjikan reklamasi lahan yang sesuai keinginan masyarakat.
Namun, sikap ramah lingkungan perusahaan lokal yang seperti
demikian tetap tidak mengelakkan kerusakan lingkungan.
Tentang hal tersebut, Bryant dan Bailey (1997: 123) mengatakan:
“Local businesses may also adopt relatively restrained environmental
practices as a result of their local political, economic and cultural
‘embeddedness’ and the attendant fear of adverse public and state
reactions to environmentally degrading practices.
“Perusahaan lokal lebih mampu mengendalikan praktiknya di
lapangan karena mengetahui politik lokal, ekonomi, dan budaya
yang tertanam serta adanya kekhawatiran akan reaksi negara dan
masyarakat jika terjadi kerusakan lingkungan.
Dalam dokumen AMDAL, PT MNC menuliskan bahwa
akan terjadi perubahan lingkungan seperti terjadinya kebisingan,
penurunan kualitas udara, perubahan vegetasi, dan adanya
perubahan vegetasi penutup lahan. Jika melihat akibat
penambangan pasir besi yang telah terjadi di wilayah lain,
perubahan lingkungan bukanlah masalah sederhana. Misalnya
penambangan pasir besi di Kabupaten Cilacap oleh PT Aneka
Tambang. Walaupun bekas lahan penambangan telah direklamasi,
penambangan masih menyisakan lubang-lubang besar bekas
tambang. Begitu juga dengan penambangan pasir besi di
Kabupaten Purworejo maupun Lumajang. Dengan demikian,
identitas sebagai perusahaan lokal bukan jaminan bahwa
penambangan yang dilakukan oleh PT MNC tidak akan merusak
lingkungan.
158 Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik