Page 137 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 137

110     Herman Soesangobeng

            5.3.A.2.2. Pemerintah adalah pengurus tanah milik Negara,
                 maka ‘beheersrecht’ bukan sejenis hak keperdataan dari
                 Negara/Pemerintah:
                    Jadi Pemerintah  adalah Pengurus (beheerder)  atas  tanah
                 milik Pemerintah  (tanah GG). Karena itu ‘beheersrecht’
                 bukanlah sejenis hak keperdataan  individual  yang  dimiliki
                 Pemerintah  sebagai  subjek  hukum  (corpus  coporatum),
                 melainkan  kewajiban publik dari  Negara dan Pemerintah
                 sebagai ‘corpus  corporatum’  untuk  mengurus tanah  yang
                 menjadi  harta milik  Negara. Kewajiban pengurusan tanah
                 GG  itu  dibiayai  dari  keuangan  Kas Departemen  atau
                 Instansi Pemerintah,  atau Pemerintah  Daerah Swatantra
                 yang memilikinya. Namun bilamana tanah akan dijual atau
                 ditukar dengan Departemen maupun instansi lainnya, maka
                 tujuan  penggunaan  bagi pelayanan publik  itu  pun  tidak
                 boleh diubah, kecuali ada izin dari Gubernur Jenderal dengan
                 pertimbangan Menteri Keuangan (Minister van Financien
                 Zaken) dan Menteri Dalam Negeri (Minister van Binnenlandse
                 Zaken). Pertimbangan para Menteri dan keputusan Gubernur
                 Jenderal itu sangat diperlukan, utamanya bilamana tanah itu
                 akan diubah status hukumnya dari tanah milik Negara  untuk
                 pelayanan  publik  yang  nirlaba,  menjadi tanah swasta untuk
                 mencari keuntungan perdagangan.
                    Karena   pada   asasnya,  tanah   milik   Pemerintah
                 (gouvernement grond) bagi pelayanan publik adalah merupakan
                 tanah yang dikeluarkan dari hubungan perdagangan (res extra
                 commercium). Maka setiap perubahan status hukumnya, harus
                 mendapatkan  pengesahan dari pejabat Negara pemegang
                 kedaulatan  hukum  yaitu kepala Negara dan izin  pejabat
                 Negara pengatur keuangan Negara yaitu Menteri Keuangan.
                 Selain itu, karena kedudukan hukum tanahnya masih dilekati
                 hak kekuasaan publik yaitu ‘berheersrecht’-nya Negara,  maka
                 harus dimintakan keputusan hakim pengadilan negeri/umum,
                 bagi pemutusan kekuasaan publiknya Negara  dan pengesahan
                 tanahnya menjadi  tanah yang boleh diperdagangkan (res
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142