Page 144 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 144

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     117


                    membuat sertipikat yang tampilannya tampak asli namun isi
                    data hukumnya palsu.

               5.3.A.2.7.b. Uji kebenaran materiil  dokumen   hukum   untuk
                   pendaftaran ‘acte van eigendom’:
                       Arti dari uji kebenran materiil (matriele waarheid toetsing),
                    adalah untuk memastikan secara hukum bahwa  setiap
                    dokumen hukum yang diajukan pemohon, benar-benar tidak
                    mengandung cacad hukum baik  karena prosedur perolehannya
                    maupun isinya. Pemastian itu harus dilakukan oleh seorang
                    pejabat Negara yang berkewenangan hukum di bidang
                    yudikatif yaitu seorang Hakim Pengadilan Negeri, karena hak
                    keperdataan atas tanah sebagai benda tetap harus diputuskan
                    oleh Hakim Pengadilan Negeri. Maka uji kebenaran materiil
                    itu harus dilakukan dalam sidang pengadilan negeri baik  atas
                    data yuridis atau ‘textual’  maupun  data fisik atau ‘spasial’-nya
                    bidang tanah yang dimohonkan penetapan hak kepemilikan
                    ‘eigendom’-nya. Dalam hal ini, toleransi terhadap kekhilafan
                    atau keteledoran manusiawi (human error) dari Hakim, tidak
                    boleh terjadi dan tidak dapat dibenarkan.
                       Sebaliknya,   petugas   administrasi  Negara   yang
                    berkewajiban menyiapkan data bagi kedua dokumen hukum
                    permohonan hak ‘eigendom’, masih dapat dibenarkan akan
                    terjadinya kesalahan ataupun keteledoran manusiawi (human
                    error) dalam penyiapan dokumen data ‘spasial’ ataupun dalam
                    memberikan keputusan penetapan isi dokumen hukumnya.
                    Maka petugas administrasi  di  bidang pertanahan  dan
                    keagrariaan itu, hanya memiliki kewenangan  ‘uji  kebenaran
                    formal’  (formaal  waarheid toetsing).  Artinya,  mereka  hanya
                    berkewajiban dan  berkewenangan  mencatat  serta  membuat
                    surat keputusan yang bentuk dan isinya tidak bertentangan
                    dengan hukum.
                       Dengan demikian, pembuatan identita jatidiri pemohon
                    seperti  nama,  status kewargaan Negara, umur, alamat
                    domisilinya,  bentuk  dan  cara perolehan maupun penguasaan
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149