Page 155 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 155

128     Herman Soesangobeng

            5.3.D.3. Pejabat pembuat akta perjanjian perdata (Notaris):
                    Adapun pejabat publik yang berwenang untuk membuat
                 surat  bukti  perjanjian  perdata  (acte-Bld.,  akta-Ind.,  deed-
                 Ingg.)  dalam hubungan harta kekayaan dan benda tetap
                 dalam perdagangan adalah Notaris. Tugas dan kewenangan
                 Notaris, hanya disediakan  kepada  golongan penduduk
                 Eropah dan Timur Asing, berdasarkan hukum perdata dan
                 dagang Barat  yaitu  BW/KUHPInd.  serta  WvK. Adapun
                 golongan penduduk  Bumiputra,  dibiarkan  hidup menurut
                 Hukum  Adat mereka sendiri  dan menyelesaikan  hubungan
                 perjanjian  harta  kekayaan  mereka  di  luar  bantuan  pejabat
                 Notaris maupun pejabat Negara/Publik lainnya, sehingga
                 hubungan   perbuatan   hukum di antara  sesama  penduduk
                 Bumiputra  itu  disebut  hubungan   perjanjian ‘informal’ atau
                 ‘dibawah tangan’.
                    Selain  itu,  pada  asasnya, kewenangan Notaris pun
                 terbatas bagi perbuatan hukum keperdataan saja atas benda
                 dengan  hak keperdataan Barat yang sudah bersifat kebendaan
                 (zakelijk recht),  dan  dilakukan  oleh golongan penduduk
                 yang tunduk  pada  hukum  Barat/BW-KUHPind.  Maka
                 perjanjian-perjanjian lain di luar hubungan  keperdataan  dan
                 dagang  yang bersifat hak perorangan (persoonlijk recht) dan
                 dilakukan   oleh orang Bumiputra, tidak termasuk dalam hak
                 dan  kewajiban Notaris, dengan ancaman ‘notareel acte’-nya
                 ‘batal dengan sendirinya’ (nietig eo ipso). Juga perjanjian yang
                 bermakna pidana, ketatanegaraan, kesepakatan damai para
                 pihak di depan Hakim Pengadilan (dading), atau perjanjian
                 dalam hubungan keagrariaan, apabila dibuat oleh Notaris,
                 maka perjanjian itu ‘betal dengan sendirinya’ (nietig eo ipso).
                 Dasar hukumnya adalah karena jenis-jenis  perjanjian  itu
                 menjadi  kewenangan  pejabat  Negara  ‘bezoldigde  overheids
                 ambtenaar’ yaitu pejabat administrasi  Negara, dan tidak
                 termasuk dalam hak serta kewajiban Notaris.
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160