Page 160 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 160

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     133


                    berdasarkan  penguasaan dan pendudukan  nyata (occupatio-
                    Lat.) dengan maksud (animus-Lat., bedoeling/wil-Bld.) menjadi
                    pemilik  (dominus-Lat.,  eigenaar- Bld.),  sehingga disebut
                    ‘penguasaan nyata untuk  memiliki’  (bezit-Bld.,  occupatio-
                    Lat.) dan orang yang menguasai serta menduduki tanahnya
                    secara nyata disebut ‘bezitter’. Sebagai ‘bezitter’, orang (corpus)
                    baru  membuktikan  penguasaan nyatanya secara fisik  atas
                    benda/tanah,  tetapi  hak milik  kebendaan  ‘eigendom’-nya
                    belum lahir. Hak ‘eigenom’ itu baru lahir dan menjadi hak
                    milik  perdata  yang bersifat kebendaan  (zakelijk recht)-nya
                    orang (corpus) tertentu  secara individual, setelah ditetapkan
                    (beschikken) oleh Hakim Pengadilan Negeri.
               5.3.D.6.a.1. Dasar pembuatan ‘notareel  acte  van  eigendom’
                   adalah ‘eigendom beschikking’ dari Hakim Perdata, dengan
                   ancaman ‘nietig eo ipso’:
                       Prosedur dan tahapan hukum bagi lahirnya sifat
                    kepemilikan  hak  ‘eigendom’  ini  tidak  dipahami  atau  sengaja
                    keliru dipahami oleh kebanyakan Notaris di Hindia  Belanda,
                    utamanya mereka yang berpendidikan hukum bukan  ‘Meester
                    in  de Rechten’/Mr, dari Negeri Belanda. Maka umumnya
                    Notaris   membuat ‘notareel acte van eigendom’ tanpa  meminta
                    ‘surat  penetapan  hak’  (beschikking) dari  Hakim  Perdata.
                    Notaris membuat  ‘acte  van eigendom’  bagi pemohon,  hanya
                    berdasarkan pada ‘pengakuan’ sepihak tentang ‘kenyataan’
                    penguasaan tanah sebagai ‘bezitter’. Dengan demikian,
                    banyak lahir ‘notareel  acte van eigendom’ yang cacat hukum,
                    dengan akibat hukum ‘batal dengan sendirinya’ (nietig eo
                    ipso), namun tidak dipahami dan disadari Notaris serta para
                    penegak hukum lainnya. Akibatnya, setiap ‘acte van eigendom’
                    yang dibuatkan oleh Notaris, diterima sebagai alat bukti yang
                    sah dan benar, hanya karena dibuat oleh Notaris, walaupun
                    si pemohon tidak menunjukkan kepada Notaris, bukti
                    penetapan ‘eigendom beschikking’- nya dari Hakim ketika akan
                    dibuatkan ‘acte van eignedom’.
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165