Page 161 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 161

134     Herman Soesangobeng

            5.3.D.6.a.2. ‘Notareel acte van eigendom’ tanpa dasar ‘eigendom
                 beschikking’ adalah  ‘batal demi hukum’ (nietig van
                 rechtswege):
                    Akta  Notaris  (notareel  acte)  tanpa  dasar  ‘eigendom
                 beschikking’,  jika dimiliki oleh orang warga Negara Belanda
                 atau orang Eropah, maupun Timur Asing yang sudah memiliki
                 surat  keputusan (besluit) ‘toepasselijke’ dan ‘gelijkgestelde  besluit’,
                 maka ‘acte’-nya dikenai sanksi berupa ‘batal demi hukum’
                 (nietig van rechtswege). Artinya, Hakim Pengadilan Negeri masih
                 mempertimbangkan  sebagai  bukti  hak,  namun  pemegang
                 ‘acte’ harus meminta dan menunjukkan dalam persidangan,
                 ‘eigendom beschikking’-nya dari Hakim Perdata, bagi warga
                 Negara Belanda/Eropah maupun Timur  Asing yang sudah
                 memiliki  penetapan  (besluit)  ‘gelijkgesteld’-nya.  Kegagalan
                 pembuktikan ‘besluit’ dan ‘eigendom beschikking’ kepada Hakim
                 dalam persidangan,  menyebabkan  Hakim akan menolak  dan
                 menyatakan  bahwa ‘acte’ yang digunakan itu ‘tidak memiliki
                 kekuatan hukum mengikat sebagai alat bukti’ sehingga ‘batal
                 demi  hukum’.  Kerumitan  rincian  dalam  pembuatan  ‘acte
                 van eigendom’ itu tidak banyak dipahami Hakim serta malas
                 menelitinya dalam persidangan Pengadilan Negeri, baik  oleh
                 Hakim maupun para ‘pembela hukum’ (advocat).
            5.3.D.6.b. Asas kebebasan  pembuatan  ‘notareel acte van
                 eigendom’ oleh setiap warga Negara Belanda:
                    Kebanyakan Notaris praktek,  juga tidak paham pada
                 filosofi  dasar bahwa pembuatan  ‘notareel  acte  van eigendom’,
                 bersifat terbuka dan bebas diminta  oleh setiap orang yang
                 telah menjadi warga Negara Belanda dan mengaku sebagai
                 ‘bezitter’  atas bidang tanah tertentu.  Kebebasan memohon
                 ‘notareel acte van eigendom’ itu, bersumber pada ajaran hukum
                 pertanahan Belanda bahwa  semua warga Negara Belanda
                 adalah pemilik tanah. Tetapi dia baru menjadi pemilik sah
                 secara hukum, apabila telah menduduki (bezit) tanah dengan
                 maksud  (animus) memiliki  sehingga disebut ‘bezitter’,  dan
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166