Page 162 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 162

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     135


                    telah ditetapkan oleh Hakim Perdata menjadi ‘pemilik sah’
                    (rechtelijk eigenaar). Jadi ‘surat penetapan hak’ (beschikking
                    besluit) dari Hakim Perdata itu, merupakan bukti tentang
                    ‘alasan sah’ (rechts title) bagi pemohon untuk dibuatkan
                    ‘notareel  acte  van  egeindom’-nya.  Sebelum  adanya penetapan
                    (beschikking) Hakim Perdata, maka seorang ‘bezitter’ pemegang
                    ‘acte van eigendom’ hanya menjadi pemegang ‘hak anggapan’
                    (vermoedelijke recht) sebagai   ‘pemilik’   (eigenaar)   atas   bidang
                    tanah yang diduduki atau dikuasainya.

               5.3.D.6.c. Kesalahan tafsir atas asas ‘kebebasan warga Negara
                   Belanda’ meminta ‘acte van eigendom’:
                       Ajaran dengan filosofi dan teori  pemilikan  ini,  hanya
                    tepat diterapkan  di Negeri Belanda dan terhadap orang
                    Belanda di Hindia Belanda, karena orang Belanda di  Hindia
                    Belanda, secara otomatis tetap diakui  sebagai warga Negara
                    Belanda. Namun kebanyakan Notaris, tidak jeli dan cermat
                    memahami  logika  ajaran  serta  teori  kepemilikan  dalam
                    hukum  pertanahan  Belanda itu.  Maka dengan mudah
                    mereka  membuatkan  ‘notareel  acte  van eigendom’  bagi setiap
                    pelanggannya yang orang Belanda maupun Eropah lainnya,
                    bahkan bagi orang Timur Asing, hanya dengan melihat
                    tampilan fisik serta  pengakuan  pelanggan  yang  mengaku
                    orang  Belanda,  Eropah  atau Timur Asing, dan menyatakan
                    diri sebagai ‘bezitter’ atas tanah. Notaris pun umumnya lupa
                    atau mengabaikan dua jenis alat bukti dari  pelanggannya
                    baik yang orang Belanda/Eropah dan Timur Asing maupun
                    Bumiputra yang dipersamakan (gelijkgestelde Europeanen).
                       Alat-alat bukti  itu  adalah;  (a).  surat  penetapan  hak
                    kepemilikan ‘eigendom’ dari Hakim Perdata kepada si
                    pelanggan orang Belanda/Eropah, Timur  Asing maupun
                    Bumiputra yang dipersamakan; (b). terhadap pelanggan orang
                    Timur Asing dan Bumiputra, harus dimintakan tiga alat bukti
                    tambahan yaitu pertama, surat keputusan ‘gelijkgesteld’, kedua
                    surat  penetapan  ‘toepasselijk’-nya oleh pejabat Pemerintah
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167