Page 165 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 165

138     Herman Soesangobeng

                 (besluit) dari pejabat ‘bezoldigde ov. ambt.’ yaitu pejabat Negara
                 pada  Departemen  Dalam  Negeri  yang berkewenangan
                 publik  untuk  ‘mengatur’  (regering)  dan  ‘menjaga  ketertiban
                 hukum dan sosial’ (sociale en rechtsorde bevoegheid). Sedangkan
                 pejabat ‘onbezoldigde ov. ambt.’ yaitu Notaris, tidak memiliki
                 dua kewenangan ‘mengatur serta menjaga ketertiban hukum
                 dan  sosial’ tersebut.  Jadi  seharusnya, sebelum dibuatkan
                 akta  perbuatan  hukum  bagi  orang  Timur  Asing ataupun
                 Bumiputra,  pejabat Notaris harus meminta surat keputusan
                 penetapan persamaan hak serta penundukan diri terhadap
                 hukum Barat dari pelanggannya.

            5.3.D.6.e.2. Kekacauan  logika  hukum  atas lembaga
                 ‘toepasselijke verklaring’ dan ‘vrijwillge onderwerping’:
                    Istilah politik hukum ‘toepasselijke verklaring’ dan ‘vrijwillge
                 onderwerping’ itu sering keliru diterjemahkan,  sehingga
                 menyebabkan kekacauan logika hukum dalam penegakkannya.
                 Istilah pertama,  sering diterjemahkan  menjadi  ‘penyamaan
                 hak hukum’, maka konteks arti ‘pemberlakuan hukum’-nya
                 lalu salah ditafsirkan.  Kesalahannya adalah menganggap
                 mereka  yang digolongkan sebagai penduduk  Eropah dan
                 Timur Asing, menjadi otomatis tunduk pada hukum Belanda/
                 BW-KUHPInd.  dan hukum dagang (WvK). Dilupakan,
                 bahwa politik  itu  hanya otomatis  berlaku  terhadap  orang
                 Belanda atau Eropah  lainnya  termasuk  Turki  dan  Jepang.
                 Namun terhadap orang Timur Asing, tidak otomatis menjadi
                 tunduk pada hukum Belanda, kecuali ada keputusan   berupa
                 ‘penetapan’ (beschikking) pejabat  Pemerntah  Dalam Negeri
                 untuk ‘penyamaan kedudukan sosial dengan orang Belanda’
                 (gelijkgesteld  aan de  Europeanen),  dan dari  Hakim  Pengadilan
                 Negeri untuk  hak kebendaan  ‘eigendom’-nya. Hal ini
                 disebabkan, karena kepemilikan hak ‘eigendom’ yang bersifat
                 kebendaan itu, harus diputuskan oleh Hakim Perdata, maka
                 baik orang warga Negara Belanda atau Eropah lainnya
                 termasuk orang Timur  Asing, semuanya harus memiliki
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170