Page 168 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 168

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     141


                    tidak menjelaskan dengan tegas tentang adanya hak ‘eigendom
                    anggapan’  (vermoedelijk  recht van egeindom) serta  kewajiban
                    untuk  secapatnya  mencatatkan  ‘notarieel  acte  van eigendom’
                    ke dalam ‘daftar umum’ (openbare/publiek register) pencatatan
                    surat-surat penting Negara. Maka tidak dipahami,  bahwa
                    pencatatan  dalam  daftar  umum  itulah yang menentukan
                    sifat kekuatan hukum dari  ‘notareel  acte  van  eigendom’  yang
                    dilindungi dan dijamin Negara. Catatan dalam ‘daftar umum’
                    itulah yang memastikan ‘notareel acte van eigendom’ sebagai alat
                    bukti hak ‘eigendom’ pribadi yang sah dan mengikat kepada
                    siapapun, atau yang disebut juga mengikat kepada pihak ke
                    tiga (derde partij), maka pencatatan ke dalam ‘daftar umum’
                    itulah yang disebut ‘rechtskadaster’. Dengan demikian,  ‘notareel
                    acte van eigendom’ tercatat  dalam daftar  umum  (openbare/
                    publiek register) itu memiliki kekuatan hukum pembuktian
                    hak ‘eigendom’ yang sah dalam sidang Pengadilan, dan hanya
                    ‘notareel  acte van eigendom’ yang terdaftar  itu  sajalah, yang
                    diakui bersifat ‘prima faciae’ sehingga  harus diterima ‘benar
                    dan absah’ oleh Hakim.

               5.3.D.6.f.2. Pengenalan sistim pendaftaran tanah di Hindia
                   Belanda, hanya terhadap pencatatan peralihan hak dan
                   penyerahan tanah (overschrijvingsrecht):
                       Karena sistim pencatatan ‘acte van eigendom’  di  Hindia
                    Belanda  dipandang sudah cukup  kuat  untuk  melindungi
                    dan menjamin hak milik keperdataan orang Belanda/Eropah,
                    maka masalah yang perlu dipastikan adalah cara peralihan
                    hak kebendaan (levering) dan penyerahan (overdracht)
                    tanahnya di antara para pihak dalam setiap transaksi yang
                    menyangkut tanah. Masalah ini  memerlukan  pemastian,
                    karena hubungan hukum di Hindia Belanda,  lebih  banyak
                    dikuasai oleh hubungan  keagrariaan dan perdagangan,
                    dalam hal ini peralihan hak serta  penyerahan tanah di antara
                    golongan penduduk  sangat penting untuk  diselesaikan.
                    Penyelesaian pemastian  itu  ditetapkan  melalui  model
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173