Page 172 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 172

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     145


                       Model pencatatan dalam ‘daftar  umum’,  dicatat
                    berdasarkan   ‘nomor   urut’,  ‘tanggal-hari-bulan-tahun’
                    pendaftaran,  ‘nomor  acte’,  ‘nama  pemilik  yang disebutkan
                    dalam    acte’,    ‘tanggal-bulan-tahun pembuatan  acte’,  dan
                    ‘nama  notaris’.  Unsur penting dalam  penentuan  kekuatan
                    hukum dari ‘acte’ adalah pada: ‘nomor urut’, ‘tanggal-bulan-
                    tahun’ pendaftarannya. Artinya, nomor urut dengan  tanggal-
                    bulan-tahun  tercepat  atau  pertama  kali  didaftarkan  dalam
                    ‘daftar  umum’, adalah ‘acte’ yang paling sah dan terkuat
                    dijamin serta dilindungi Negara menjadi alat bukti hak yang
                    bersifat   ‘prima  faciae’  bagi Hakim.  Pemegang ‘acte’  yang
                    terlambat mendaftarkan,  sehingga tercatat sebagai nomor
                    berikutnya, tidak dihargai sebagai alat bukti yang dilindungi
                    dan dijamin Negara untuk bersifat ‘prima faciae’, maka Hakim
                    harus menolaknya sebagai alat bukti hak ‘eigendom’  yang sah
                    dan kuat dalam hukum.

               5.3.D.6.f.5.a. Contoh penegakkannya:
                       Dua  orang  berbeda  golongan  penduduk,  A  seorang
                    Belanda  dan  B seorang Timur Asing ber-‘besluit toepasselijke
                    verklaring’, masing-masing  memiliki ‘acte van eigendom’ atas
                    bidang tanah yang sama, terletak di Jatinegara, Batavia. A
                    memiliki ‘acte van eigendom’, sejak tanggal 5 Februari tahun
                    1918,  namun  baru  mencatatkan  ‘acte’-nya pada  11  Juni
                    1919. Sebelum A mencatatkan ‘acte’-nya, ternyata B sudah
                    meminta ‘acte van eigendom’-nya atas bidang tanah yang sama,
                    pada 1 Mei 1918 dan mendaftarkan ‘acte’- nya  pada  tanggal
                    2  Mei  1918. Dengan demikian, B tercatat sebagai pemegang
                    ‘acte’ nomor 1 sedangkan A dicatat pada nomor 2. Pada 1921,
                    A menjual tanahnya  kepada C, seorang Timur Asing, dengan
                    menunjukkan  ‘acte  van eigendom’  tanggal 5  Februari  1918
                    yang dimilikinya. Setelah selesai transaksi jual-beli, baru B
                    mengetahui bahwa tanah miliknya dijual A kepada C. Maka
                    B menggugat A dan C ke pengadilan dengan alasan menjual
                    tanah tanpa hak.
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177