Page 170 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 170

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     143


                    yang disebut ‘acte van transport’. Akta ini semula dibuat oleh
                    Panitera Pengadilan (griffier). Kemudian  dengan berlakunya
                    undang-undang ‘balik nama’ (Overschrijvingordonnantie), lalu
                    diserahkan  menjadi kewenangan Kepala Kantor Kadaster.
                    Dengan demikian, suatu perbuatan hukum peralihan hak dan
                    penyerahan tanah, tanpa dibuktikan dengan adanya ‘acte van
                    transport’,  maka perjanjian  itu hanya membuktikan adanya
                    perbuatan hukum berupa perjanjian di antara pembeli dan
                    penjual, namun hak dan tanahnya masih tetap  dipegang
                    oleh penjual sebagai pemilik (eigenaar) hak ‘eigendom’ atas
                    tanahnya.

               5.3.D.6.f.4. Kelalaian meminta dan membuat ‘acte van
                   transport’ dan ‘leverings acte’ oleh  Notaris, Advocat,
                   Kepala Kantor Kadaster, dan Hakim:
                       Dalam praktek, pembuatan ‘acte van transport’ itu sering
                    dilupakan baik oleh Kepala Kantor Kadaster, Notaris, Advocat
                    maupun  Hakim  dalam  persidangan  pengadilan.  Kepala
                    Kantor Kadaster, biasanya lupa membuat ‘acte van transport’
                    ketika melakukan pencatatan (inschrijving) penyerahan tanah.
                    Notaris, pun lupa minta ditunjukkan ‘eigendom beschikking’ dari
                    Hakim Perdata dan ‘acte van transport’ dari Kepala  Kantor
                    Kadaster,  ketika  membuatkan ‘acte van eigendom’ atau ‘koop
                    en verkoop acte’ yang dimohon pelanggannya.  Advocat, pun
                    sering lupa  meminta ‘eigendom beschikking’, ‘leverings acte’, dan
                    ‘acte van transport’ untuk menilai kepastian serta keabsahan
                    gugatan dalam sidang pengadilan; sementara Hakim, pun lupa
                    meminta ketiga dokumen itu ketika memeriksa alat bukti hak
                    ‘acte van eigendom’ yang diajukan dalam sidang pengadilan.
                       Maka  pengajaran  serta  penjelasan tentang  hakekat  dan
                    makna sistim administrasi pendaftaran tanah negatif (negatief
                    stelsel) serta kompleksita pertautannya dengan ajaran serta
                    asas maupun teori hak ‘eigendom’, tidak diperkenalkan dan
                    diajarkan secara utuh. Akibatnya, pejabat Negara maupun
                    Notaris, tidak mengerti tentang arti dan fungsi ‘hak milik
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175