Page 233 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 233

206     Herman Soesangobeng

                 pemberitahuan kepada kepala masyarakat hukum adat,  agar
                 mendapatkan   jaminan   perlindungan   dari   masyarakat
                 hukum. Artinya,  kepala  masyarakat  hukum  adat,  tidak
                 perlu    menyaksikan   sendiri  secara  langsung pada  saat
                 terjadinya perbuatan hukum dalam hubungan keagrariaan di
                 antara warga masyarakat hukumnya, akan tetapi kepala adat,
                 harus diberitahukan oleh para pihak, agar diketahuinya dan
                 menjamin keamanan perlindungan hukumnya.
                    Alam pikiran filosofis ‘berpartisipasi’  itu, setelah
                 melalui proses panjang pejuangan  kemerdekaan  bangsa
                 Indonesia  sampai terbentuknya Negara NKRI, melahirkan
                 satu rumusan filosofi baru yang terdiri atas lima pilar dasar
                 maka dinamakan Pancasila. Rumusan nilai kelima pilar dasar
                 yang disebut ‘sila’  itu,  sepenuhnya   mencerminkan   jiwa
                 partisipatif  dari  alam  pikiran  ‘participerend denken’ dalam
                 suasana modern dalam hal ini kesatuan-kesatuan masyarakat
                 hukum adat lokal, dipersatukan menjadi satu masyarakat
                 politik  dan  hukum  baru  yaitu  NKRI.  Hubungan dialogis
                 dan mencari keseimbangan lahir batin antara manusia
                 (micro  cosmos)  dengan  alam  jagad  besar  (macro cosmos)
                 dirumuskan dalam sila pertama yaitu dasar ‘Ketuhanan Yang
                 Maha Esa’, yang diwujudkan melalui ritual keagamaan setiap
                 agama; dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam
                 persatuan Indonesia;  dalam hal ini partisipasi manusia dan
                 tanah, diwujudkan dalam rumusan sila Kerakyatan yang
                 dipimpin  oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
                 perwakilan, guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
                 rakyat Indonesia, sebagai  sila ke lima. Karena  itu,  Pancasila
                 dapat  dikatakan  sebagai  satu bentuk  penafsiran  baru  dari
                 penerjemahan  kembali  alam  pikiran  filosofi hukum adat
                 ‘berpatisipasi’  secara kontemporer untuk  dijadikan  filosofi
                 Bangsa dan negara NKRI.
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238