Page 240 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 240

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     213


                    hak  atas   tanah,   adalah   pada   pengakuan   masyarakat
                    melalui pengetahuan mereka sehingga mengakui hak maupun
                    perbuatan hukum seseorang    atas   tanah.   Jadi   warga
                    masyarakat   dalam   ajaran   hukum pertanahan adat, ikut
                    membenarkan, mendukung dan melindungi hak kepemilikan
                    maupun agraria yang dipunyai setiap warga masyarakat
                    hukum.
                       Dengan demikian, ajaran dan asas lahirnya hak kebendaan
                    serta perorangan  atas  tanah  menurut  hukum  adat  melalui
                    lembaga  perbuatan hukum itu, perlu dilembagakan kembali
                    menjadi asas dan ajaran dalam Undang-Undang Pertanahan
                    Indonesia. Akan tetapi bentuk dukungan, perlindungan dan
                    jaminan keamanannya, berubah menjadi dilindungi hukum
                    Negara NKRI melalui proses dan prosedur hukum positif
                    yang berlaku. Beralihnya tanggungjawab  perlindungan
                    hukum  kepada  Negara NKRI  itu,  adalah karena  semua
                    warga masyarakat persekutuan hukum lokal dan daerah telah
                    meleburkan diri menjadi WNI, sejak proklamasi kemerdekaan
                    dan ditegaskan melaui rumusan norma dasar konstitusional
                    Pasal 26 dan 27 UUD 1945 tentang status kewarganegaraan
                    NKRI.
               11.  Hak kebendaan lahir karena perjanjian jual beli tanah:
                       Perbuatan hukum yang melahirkan  hak kebendaan
                    (zakelijk recht) digolongkan ke dalam  perbuatan perjanjian
                    tanah yang sifat perbuatan hukumnya disebut jual beli tanah.
                    Jual beli tanah yang maksudnya adalah untuk memilikinya,
                    dalam  hukum  adat,  hanya boleh dilakukan  di  antara  para
                    pemilik.  Maka objeknya adalah tanah sebagai benda  tetap
                    yang akan dimiliki dengan hak kebendaan. Hak kebendaan
                    itu lahir pada saat terjadinya kesepakatan  jual  beli  di
                    antara  para  pihak  penjual  dan  pembeli.  Artinya, sebelum
                    terjadinya  kesepakatan  para  pihak  untuk  jual  beli  tanah,
                    status hukum tanah objek jual beli masih merupakan tanah
                    yang dikuasai oleh persekutuan hukum adat, sekalipun sudah
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245