Page 257 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 257

230     Herman Soesangobeng

                 harta kekayaan (vermogensrecht) . Jadi rumusan teori Hukum
                                             6
                 Pertanahan Adat itu,  dilahirkan  berdasarkan penerjemahan
                 baru dari alam pikiran tradisional yang mencerminkan filosofi
                 dasar pemikiran orang Indonesia yang hidup dalam ikatan-
                 ikatan hukumnya yang disebut Hukum Adat.
            2.    Premis dasar:
                    Premis (premise-Ingg.) sebagai dasar pikiran yang
                 dijadikan  alasan mengembangkan teori   kepemilikan ‘de
                 facto-de jure’ adalah berdasarkan empat fakta kenyataan sosial,
                 budaya, politik dan hukum Indonesia  setelah proklamasi
                 kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.  Pertama,
                 setelah proklamasi kemerdekaan, terjadi peruban fundamental
                 yang sangat mendasar dalam hal ini orang-orang  Indonesia
                 bersatu menjadi sebuah Bangsa yang  mengorganisir  dirinya
                 menjadi  satu  kesatuan  politik  dalam  bentuk Negara
                 Kesatuan  Republik  Indonesia,  dengan  landasan  filosofi
                 Pancasila, dalam hal ini tujuan perubahan hukumnya adalah
                 menggantikan semua hukum kolonial Belanda menjadi
                 Hukum Nasional Indonesia. Kedua, lahirnya UUPA
                    1960  sebagai Hukum Agraria, tanpa landasan sumber
                 Hukum Pertanahan, sehingga  terjadi  pelanggaran  hak-hak
                 asasi  keperdataan  pemilikan  tanah oleh Warga Negara
                 Indonesia (HAWNI). Ketiga, kerancuan dan kekacauan logika
                 penafsiran   hukum   bagi   penegakkan   hukum   pertanahan
                 dan keagrariaan  maupun  penyelesaian  sengketanya.
                 Keempat, kekacauan  dan kerancuan  penataan  administrasi
                 dalam  pemberian  kewenangan  hukum pejabat Negara serta
                 kelembagaan Negara pengemban tugas kewajiban mengurus
                 tanah sebagai harta kekayaan Bangsa dan Negara Indonesia.

            3.  Postulasi dasar:
                    Berdasarkan  empat   premis  dasar  tersebut,  maka
                 dirumuskan  logika hukum  yang  dijadikan  postulasi  dasar
                 sebagai  dalil-dalil  pokok pengembangan  teori   hukum
                6    B. Ter Haar, op cit.
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262