Page 259 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 259

232     Herman Soesangobeng

                 hukum perdata BW/KUHPInd.  mengenai  hak kepemilikan
                 dan hubungan  keagrariaan  atas tanah di Indonesia.

            4.    Pengembangan teori ‘de facto-de jure’:
                    Teori kepemilikan tanah ini dikembangkan dari sumber
                 dua dalil pokok atau postulasi dasar teori Hukum Pertanahan
                 Adat Indonesia (beschikkingsrecht).  Pertama, adalah dalil pokok
                 yang mengatakan bahwa: “hanya warga masyarakat hukum
                 sajalah yang dapat menjadi pemilik penuh atas tanah dalam
                 lingkungan wilayah kekuasaan hukum masyarakatnya”. Dalil
                 ini  sesuai  dengan  asas  dan  ajaran  yang  menjadi  cirri
                 khas  teori  hukum pertanahan adat ‘beschikkingsrecht’, seperti
                 tampak dalam rumusan nomor 1, 2, dan 6, (lihat peraturan
                 dasar beschikkingsrecht pada halaman 149).
                    Dalil kedua, adalah pada ajaran serta asas pertumbuhan
                 hak atas tanah maupun hubungan keagrariaan adat seperti
                 tampak dalam diagram nomor 5 berikut ini.


                 Diagram No. 5:   Proses  pertumbuhan hak milik menurut
                                teori Hukum

























                    Diagram no. 4 ini menjelaskan pertumbuhan dan struktur
                 hak atas tanah yang  berhak   dimiliki   oleh  setiap  orang
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264