Page 269 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 269
242 Herman Soesangobeng
8.f. Maksud dan tujuan (animus et usus) penggunaan
tanah tentukan jenis hak dan sifat perbuatan
hukum:
Karena dasar kepemilikan ‘de facto in concreto’ ini, ditentukan
oleh maksud (animus) dan tujuan (usus) penggunaan tanahnya
oleh orang, setelah dikuasai dan didudukinya, maka akibat
terhadap kedudukan hukumnya pun ditentukan oleh maksud
serta tujuan awal penguasaan dan pendudukannya. Maksud
dan tujuan itu, dibedakan anara untuk memiliki sebagai
pemilik atau hanya untuk memakai guna dimanfaatkan agar
bisa menikmati hasil tanahnya.
Maksud dan tujuan awal penguasaan serta pendudukan
tanah, itu pun menentukan sifat hak yang akan dimiliki serta
kepastian bentuk perbuatan hukumnya. Apabila maksud
dan tujuan awal penguasaan serta pendudukannya adalah
untuk dimiliki sebagai pemilik tanah, maka hak yang akan
diperolehnya adalah hak milik. Akan tetapi bilamana maksud
dan tujuannya hanya untuk dipakai agar bisa dinikmati
hasilnya, maka hak yang akan diperoleh adalah hak pakai.
Berbasarkan kedua jenis hak ini, lalu dibedakan jenis
perbuatan hukum untuk perolehan sera penyerahannya.
Perbuatan hukum untuk perolehan hak milik, adalah melalui
jual beli, sebagai bentuk pemutusan hubungan keperdataan
kepemilikan tanahnya. Sedangkan terhadap hak pakai,
perbuatan hukumnya adalah melalui persewaan tanah,
karena untuk pemakaian tanah tidak perlu terjadi pemutusan
hubungan hak keperdataan pemilikannya, sekalipun bisa
pula terjadi penyerahan tanah untuk dipakai oleh pemegang
hak pakai.
8.g. Hak pakai tetap dan sementara:
Karena kedudukan hukum hak pakai dalam hukum adat,
ada yang bersifat tetap dan sementara waktu, maka kekuatan
hukumnya pun berbeda. Hak pakai tetap, adalah hak warga
masyarakat hukum yang dikuasai bagaikan seorang pemilik,