Page 279 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 279
252 Herman Soesangobeng
kekuasaan dan kewenangan yang disebut hak. Perbuatan
dan tindakan hukum itu, dibedakan antara tindakan dengan
maksud untuk memiliki, dengan tindakan yang hanya untuk
menggunakan serta mengambil manfaat tanah agar bisa
menikmati hasilnya. Kekuasaan dan kewenangan pertama
yang bermaksud memiliki tanah, melahirkan jenis hak yang
disebut ‘hak milik’; sementara yang ke dua, melahirkan jenis
hak yang disebut ‘hak pakai’ sebagai hak agraria. Perbuatan
untuk melahirkan hubungan hukum agraria atas tanah
sebagai objek hak ini, adalah ‘persewaan’ tanah yang juga
melahirkan kekuasaan dan kewenangan hukum yang disebut
‘hak sewa’ selama jangka waktu tertentu.
5. Pengertian tanah:
Adapun pengertian tanah diartikan secara luas yaitu
meliputi semua unsur pembentuk bumi baik padat, cair
maupun udara. Singkatnya, konsep tanah, sama dengan
adagium hukum Romawi: “cujus est solum, ejus est usque ad caelum
et ad inferos”, dengan mengingat pembatasan-pembatasan
tertentu menurut hukum penerbangan udara dan laut
territorial, serta peraturan-peraturan hukum lainnya baik
Nasional maupun Internasional. Pengertian tanah dalam
adagium ‘cujus est solum’ itu mengatakan bahwa orang yang
menguasai bidang tanah di permukaan bumi, mempunyainya
ke atas sampai tak terhingga dan ke dalam sampai ke inti
bumi. Luasnya konsep dasar pengertian tanah itu, dalam
penggunaannya kemudian diberi pembatasan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan penggunaannya.
Misalnya untuk penggunaan tanah sebagai ruang
udara, dibatasi ketinggian penggunaannya menurut ketentuan
hukum penerbangan nasional maupun internasional.
Terhadap luas tanah yang berbentuk air, dibatasi dengan
luas teritorial laut, sungai dan danau setiap Negara, sehingga
jelas batasan konsep pelanggaran batas wilayah baik udara
maupun darat dan laut maupun air sungai dan danau.