Page 283 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 283

256     Herman Soesangobeng

                 hukum adat (rechtsgemeenschappen), juga sama dengan konsepsi
                 hukum lembaga ‘beheersrecht’  BW/KUHPInd.  Jadi tidak ada
                 hambatan filosofi, asas, ajaran dan teori untuk melembagakan
                 konsepsi ‘beheersrecht’ dalam sistim Hukum Pertanahan
                 dan Keagariaan Indonesia.  Namun untuk  bisa memahami
                 perbedaan tafsiran ketika asas dan ajaran  ‘beheersrecht’  itu
                 diterapkan  pemerintah  Hindia  Belanda,  dengan tafsiran dan
                 penerjemahan yang  seharusnya dilakukan bagi  penegakkan
                 konsep ‘kewajiban publik’ Negara RI dengan ‘hak menguasai
                 dari negara’ (HMDN), disini dijelaskan proses dan prosedur
                 penegakan kewajiban publik itu di masa penjajahan Belanda
                 dengan teori ‘domeinverklaring’-nya. Dengan demikian,   dapat
                 disimak dengan jelas bagaimana ‘beheersrecht’   itu ditegakkan
                 sebagai   pelaksanaan   Agrarisch  Wet  1870  yang  diteruskan
                 menjadi Pasal 51 IS 1925, bagi penegakkan teori tanah ‘milik
                 negara’ dari asas dan ajaran ‘domeinverklaring’ di Indonesia.

            7.  Praktek kewajiban  publik hak mengurus (beheersrecht)
                 Belanda:
                    Kewajiban publik untuk mengurus itu,  yang  dalam
                 hukum perdata  BW/KUHPInd.  disebut ‘beheersrecht’, meliputi
                 kewajiban mengurus, menjaga dan merawat’  harta kebendaan
                 milik Negara, yang disebut ‘Staats vermogen’ atau  ‘aset  negara’.
                 Harta  kekayaan  itu  dicatat  menjadi  harta  kekayaan Negara
                 yang disebut ‘activa’, dibawah kendali dan pengawasan Menteri
                 Kementerian  Keuangan Negara (Minister van Ministeri van
                 Financien). Biaya  pengurusan dan pengelolaannya,  disediakan
                 oleh Kantor  Perbendaharaan Negara dan dibayar dari Kantor
                 Kas Negara.
                    Lembaga kewajiban publik ‘beheersrecht’ itu pada masa
                 Hindia  Belanda,  diterjemahkan  menjadi  kewenangan
                 menetapkan pemberian dan penegasan hak,  menjaga  dan
                 merawat    kesuburan    serta    mencegah    perusakan    tanah,
                 agar tidak terjadi kehancuran lingkungan hidup. Untuk itu
                 tanah milik Negara, dipisahkan  kewengan  pengurusannya
                 atas:  (a).   tanah  milik   Negara  yang sudah diberikan
                 menjadi milik atau penguasaan Departemen   atau Instansi
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288