Page 282 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 282

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     255


                    arti  luas. Pengertian  tanah dalam arti luas itu,  sebenarnya
                    sudah dirumuskan dalam Pasal 33 UUD 1945, bahkan juga
                    dijadikan landasan filosofi dalam pasal-pasal 1 ayat 2 dan 2
                    ayat 1, UUPA 1960.  Akan  tetapi  konsep tanah dalam  arti
                    luas itu dipersempit oleh rumusan Pasal 4 ayat 1, sehingga
                    tafsiran  hukum  tentang tanah yang dirumuskan  dalam
                    Pasal 33  UUD 1945,  menjadi  dipersempit  hanya terhadap
                    permukaan  bumi.  Akibatnya,  banyak  pertanyaan  hukum
                    yang jawabannya tidak memiliki dasar filosofi yang jelas dan
                    kuat. Misalnya, pertanyaan soal apakah membuat terowongan
                    di bawah permukaan bumi dalam hal ini di atasnya ada milik
                    orang lain, perlu mendapatkan izin dari pemilik tanah?
               6.    Negara RI berkewajiban publik mengurus tanah:
                       Sesuai dengan perintah Pasal 33  UUD 1945  tentang
                    kedudukan  Negara sebagai penguasa tertinggi  dengan hak
                    kepunyaan  Negara,  maka  paradigma  dan  logika kewajiban
                    publiknya untuk  mengurus, menjaga  penggunaan dan
                    pemanfaatan  tanah,  adalah  bagi  setinggi-tinggi  kemakmuran
                    dan kesejahteraan rakyat sebagai WNI. Pelaksanaan paradigma
                    dan  logika  kewajiban publik itu,  adalah merupakan  akibat
                    hukum logis dari perintah kewenangan  dasar konstitusional
                    tentang kedudukan  hukum Negara yang tidak lagi menjadi
                    pemilik  tanah,  melainkan  sebagai  penguasa  tertinggi  yang
                    menguasai  dan  mengurus serta  menjaga  penggunaan tanah
                    oleh rakyat sebagai WNI, bagi kesejahteraan dan kemakmuran
                    mereka.
                       Kewajiban publik itu  dalam  undang-undang hukum
                    perdata BW/KUHPInd. disebut ‘beheersrecht’, sehingga bukan
                    merupakan sejenis hak keperdataan atas tanah, melainkan
                    suatu kewajiban publik untuk mengurus tanah milik Negara
                    (landsdomein).  Konsep hukum  kewajiban publik  Negara  ini,
                    bisa diterima  dan dilembagakan juga dalam sistim Hukum
                    Pertanahan dan Keagrariaan Nasional  Indonesia. Karena
                    kedudukan hukum organisasi masyarakat sebagai persekutuan
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287