Page 300 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 300

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     273


                       Karena  hak  pakai  adalah  hak  agraria  yang  bisa
                    diperoleh  melalui hubungan hukum perjanjian, maka bentuk
                    hubungan perolehannya disebut hubungan ‘persewaan’ dan
                    nama haknya adalah ‘hak sewa’, yang ditentukan batas waktu
                    penggunaan dan pemanfaatannya. Dengan demikian secara
                    umum,  hak pakai  itu  dibedakan  antara  hak pakai  dengan
                    batas waktu penggunaan  serta  pemanfaatannya,  ataupun
                    tanpa  berbatas  waktu,  yaitu bisa  selama  masih  digunakan
                    sesuai   dengan    peruntukannya.    Pemberian  batas waktu
                    yang cukup lama terhadap hak pakai, adalah untuk merubah
                    status   hukum   hak   agraria   yang   bersifat   perorangan
                    itu  menjadi   hak kebendaan selama digunakan, sehingga bisa
                    dijadikan agunan perolehan modal usaha.
               18.  Tanah Negara dikuasai dengan Hak Kepunyaan, bukan
                   hak milik:
                       Konsekwensi  hukum  dari  teori  ‘de facto-de jure’  dengan
                    kedudukan hukum  Negara  RI sebagai  penguasa  tertinggi
                    pemegang ‘hak menguasai negara’, adalah penggunaan istilah
                    ‘tanah negara’ tidak boleh diartikan serta diperlakukan sama
                    dengan tanah ‘milik negara’. Istilah ‘tanah Negara’ itu haruslah
                    diartikan sama dengan hak ‘Kepunyaan Negara’. Kedudukan
                    hukum dari Negara RI sebagai ‘empunya’  atau ‘tuan’-nya
                    tanah, dengan kekuasaan serta kewenangan bertindak
                    menjadi pemegang hak ‘kepunyaan’, adalah terjemahan yang
                    logis dan menjadi  paradigma logis bagi penegakkan norma
                    dasar  konstitusional Pasal 33  UUD  1945.  Norma  mana,
                    juga sudah diterjemahkan  dengan  tepat  menjadi  rincian
                    kekuasaan  dan  kewenangan fungsi serta peranan Negara
                    dalam Pasal 2 UUPA 1960.
                       Dengan demikian, paradigma dan teori ‘woeste  grond’-
                    nya Nols  Trenite untuk memberlakukan ajaran serta teori
                    ‘domeinverklaring’ di luar Jawa-Madura  pun  menjadi  hapus
                    dan  tidak  berlaku.  Maka  dampak  teori  Nols  Trenite
                    yang ditanamkan kepada para pamong praja Hindia Belanda
   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305