Page 52 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 52

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     25


                    hukum’ (juridische levering), tidak berakibat  hukum  beralihnya
                    penguasaan kepemilikan nyata atas tanah, sekalipun tanah
                    sudah diduduki dan dikuasai oleh pembeli.  Kepemilikan
                    tanah dengan hak milik tanpa adanya penyerahan secara
                    hukum (juridische levering) itu disebut juga ‘hak milik anggapan’
                    (vermoedelijk recht van eigendom)
               12.  Klasifikasi pandangan para ‘glosatores’:
                       Pokok-pokok pikiran  dan pandangan hukum  para
                    ‘glosatores’ itu setelah diklasifikasi,  ternyata berpusat pada
                    jawaban atas  lima  soal tentang  benda,  orang,  perbuatan
                    hukum, pembuktian, dan lahir atau hapusnya  hak, seperti
                    diuraikan  di  atas. Pokok-pokok pikiran  hukum  mereka itu
                    kemudian  dikumpulkan  dalam  satu kumpulan  karangan
                    yang disebut ‘institutes’. Pada masa pertumbuhan hukum
                    Romawi, kumpulan tulisan para ‘glosatores’  itu dikumpulkan
                    oleh seorang ahli hukum  bernama  Gaius,  dan  dijadikan
                    sebagai ajaran  tentang  asas-asas ilmu pengetahuan  hukum
                    (jurisprudence-Ingg.), maka  kumpulan karangannya disebut
                    juga  ‘Institutes of Gaius’. Dalam kumpuan karangan  ‘Institutes
                    of Gaius’ itu, dibakukan semua pandangan para ahli hukum
                    Romawi yang diterima  sebagai  asas  dan ajaran hukum
                    pertanahan dalam bentuk ‘adagium’ maupun ‘axiomata’.
                       Beberapa asas dan ajaran yang sudah dibakukan dalam
                    bentuk adagium dan axiomata itu antara lain:
                    a.  “cujus est solum, ejus est usque ad caelum et ad inferos”: siapapun
                       yang mempunyai tanah, ia juga memiliki segala sesuatu
                       di atasnya sampai tak terhingga ke langit dan ke bawah
                       sampai ke inti bumi. Artinya, pemilik sebidang  tanah
                       pada permukaan bumi, memiliki segala  sesuatu di atas
                       dan di bawahnya sampai jarak yang tak terhingga ke atas
                       maupun ke bawah sampai ke inti bumi;
                    b.  “terra manens vacua occupanti conceditur jus”: tanah kosong
                       yang  tidak diduduki, haknya diberikan kepada orang
                       pertama yang mendudukinya;
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57