Page 54 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 54
Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum .... 27
kepunyaan tanpa sengketa selama 60 tahun menyebabkan
lahirnya hak milik,
n. “littoral land”: tanah yang berbatasan dengan lautan, laut,
atau danau.
o. “littoral rights”: hak-hak yang bersangkutan dengan harta
milik atas bagian pantai yang berbatasan langsung dengan
lautan, laut, atau danau, adalah menjadi milik pemilik
yang tanahnya berbatasan langsung.
p. “riparian rights”: hak para pemilik tanah di tepian aliran
sungai karena tanah timbul, tanah dibawah aliran air, atau
tanah longsoran, adalah menjadi keuntungan atau kerugian
pemilik tanah yang tanahnya mendapatkan tambahan
tanah timbul, atau kehilangan karena kelongsoran.
q. dan lain-lain sebagainya.
13. Adopsi ajaran dan asas-asas hukum Romawi di Inggeris
dan Eropah:
Asas-asas dan ajaran hukum Romawi itu, diadopsi,
dianut dan dikembangkan dengan menggunakan bahasa
bangsa-bangsa penganutnya menjadi ajaran serta asas-asas
dalam sistim hukumnya. Sistim hukum Komon Inggeris,
dan Sivil Belanda menganut asas dan ajaran ‘a’, yang
diterjemahkan menjadi ajaran dasar untuk konsep tanah,
namun dikembangkan dengan pembatasan oleh peraturan
hukum penerbangan, setelah ditemukannya ‘pesawat terbang’.
Asas dan ajaran ‘b’, dianut dengan menerjemahkannya
sesuai dengan peraturan hak kepemilikan atas hasil tambang
dan kekayaan laut. Asas dan ajaran ‘c’, dianut sepenuhnya
dengan membuat larangan ‘no trespassing’ (Ingg.) dan ‘verboden
te gang’ (Bld.). Asas dan ajaran ‘d’, dianut bagi peraturan
persetujuan batas bidang tanah antara pemilik yang tanahnya
berbatasan langsung, dalam pendaftaran tanah. Asas dan
ajaran ‘e’, dianut menjadi ajaran hukum ‘pelekatan’ yang di
Inggeris disebut ‘principles of attachement’, di Belanda disebut
‘accessie’ atau ‘aard en nagel vast’. Akan tetapi untuk hukum