Page 62 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 62

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     35


                       pembukuan hukum menjadi undang-undang yang dianut
                       di  seluruh Eropah daratan menjadi tradisi Hukum Perdata
                       (Civil Law).
                    g.    Pembukuan  hukum  model  ‘codex  justinianus’  itu  tidak
                       sepenuhnya dianut di Inggeris. Sistim hukum Inggeris
                       berkembang dan disusun berdasarkan komentar-komentar
                       dan catatan-catatan pendapat hukum atas keputusan-
                       keputusan pejabat Pemerintahan Negara maupun Hakim
                       pelbagai Pengadilan di  Inggeris. Komentar dan  catatan-
                       catatan itu dikumpulkan serta disistimatisasi oleh pemikir
                       hukum bernama Lord Coke maka dikenal sebagai ‘Institutes
                       of Lord Coke’ yang terbit pada tahun 1628.  Institutes of
                       Lord Coke ini pun dibagi dalam empat sistimatika seperti
                       ‘codex justinianus’ namun tidak dibukukan menjadi sebuah
                       buku hukum yang dijadikan undang-undang, melainkan
                       dikembangkan  berdasarkan  perkembangan  pemikiran
                       hukum yang ditulis dalam keputusan-keputusan Hakim
                       yang disebut ‘stare decise’, dan menjadi sumber bertumbuh
                       kembangnya sistim Hukum Komon (Common  Law) di
                       Inggeris.
                    h.  Indonesia, sekalipun memiliki tradisi hukum adat, namun
                       baru ditemukan dan disistimatisasi secara ilmiah pada awal
                       abad ke 20 oleh Van Vollenhoven serta dikembangkan asas,
                       sistim maupun teorinya oleh Ter Haar. Hukum Pertanahan
                       Adat itu, pada masa kekuasaan Belanda sejak masa VOC
                       pada 1602  sampai berakhirnya Negara Hindia Belanda
                       pada tahun  1942,  hanya  dihargai  serta  diberlakukan
                       sebagai  hukum  tidak tertulis untuk golongan penduduk
                       Bumiputra. Sehingga hukum adat tidak  berlaku sebagai
                       hukum positif dalam tataran hukum Negara Belanda,
                       melainkan hanya positif bagi orang Bumiputra  dalam
                       hal-hal yang tidak menyangkut soal pertanahan, agraria,
                       perdagangan, pidana dan pemerintahan. Namun setelah
                       kemerdekaan  Indonesia  pada  17  Agustus 1945  dan
                       berlakunya UUD 1945, filosofi dasar Hukum Pertanahan
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67