Page 64 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 64

BAB III
                       JENIS KELEMBAGAAN SERTA

                 NORMA HUKUM PERTANAHAN DAN
                     KEAGRARIAAN  BELANDA YANG
                    DIPERKENALKAN DI  INDONESIA




               1.  Pengantar:

                       Sebelum  menjelaskan  isi  hakekat  filosofi,  ajaran,  asas-
                    asas  dan  teori Hukum Pertanahan Adat (beschikkingsrecht),
                    terlebih  dahulu  perlu  dijelaskan jenis kelembagaan  dan
                    norma Hukum Pertanahan  dan Keagrariaan  Belanda yang
                    diperkenalkan  di  Indonesia.  Karena  praktek  pengenalan
                    lembaga dan hukum Belanda itu masih diacu dan dijadikan
                    sebagai pedoman perumusan norma  maupun  penegakkan
                    hukum setelah kemerdekaan Indonesia. Penegakkan Hukum
                    Pertanahan Belanda di Indonesia, dimulai  secara sah sejak
                    tahun 1848 ketika diberlakukannya Undang-Undang  Hukum
                    Perdata Belanda (Nederlands Burgerlijk Wetboek/BW) yang baru
                    dan  di  Indonesia  disebut  Kitab Undang-Undang Hukum
                    Perdata Indonesia (KUHPInd.). Akan tetapi sejak masa VOC,
                    hukum perdata Belanda  (BW) itu sudah diberlakukan  untuk
                                         1
                    seluruh  wilayah  kekuasaan VOC  berdasarkan,  atas perintah
                    ‘Heeren XVII’ (tuan-tuan XVII) dengan Maklumat 4 Maret
                    1604; walaupun, penekanan praktek penegakkannya adalah
                    pada perolehan tanah untuk hubungan keagrariaan bagi
                    pengumpulan  hasil bumi untuk  dijual di pasaran Eropah.
                       Undang-Undang Hukum Perdata Belanda itu, pada
                    awalnya hanya diberlakukan untuk  warga Negara Belanda
                    yang tinggal di Indonesia guna mengatur ketertiban pemilikan
                    hak keperdataan serta perbuatan-perbuatan  hukum  warga


                   1    R.  Supomo  dan  R.  Djokosutono,  Sejarah  Politik Hukum  Adat:
               1609-1848, Djakarta: Penerbit Djambatan, 1950, hlmn. 3
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69