Page 71 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 71

44     Herman Soesangobeng

            5.  Administrasi   Pertanahan   bagi   penegakkan   Hukum
                 Pertanahan BW/KUHPInd.:
                    Penegakkan hukum  pertanahan (BW/KUHPInd.)  itu,
                 menyebabkan perlunya penertiban  dan pengaturan  serta
                 penataan bentuk perbuatan hukum serta pemeliharaan
                 dokumen-dokumen hukumnya, bagi penegakkan hukum dan
                 penyelesaian sengketa. Usaha menata ketertiban pembuatan
                 surat-surat perbuatan hukum pertanahan  serta  pemeliharaan
                 maupun  penyimpanan  surat-surat  keputusannya,  agar
                 penegakkan dan penyelesaian sengketa dapat dilakukan secara
                 adil dan beradab, maka dibentuklah suatu sistim administrasi.
                 Sistim administrasi itu disebut ‘Administrasi  Hukum
                 Pertanahan’ (grondrecht  administratie) yang  dibedakan  dan
                 dipisah  dari  sistim  administrasi  atas  hubungan keagrariaan
                 (agrarische betrekkingen administratie). Jadi pemerintah Hindia
                 Belanda, memisahkan serta membedakan  dengan tegas
                 dan  jelas antara  administrasi Hukum  Pertanahan  dengan
                 administrasi Hukum Agraria.
                    Pembentukan  sistim  administrasi  hukum  pertanahan,
                 dilakukan  dengan jalan membentuk  Kementerian  dan
                 Departemen yang dilaksanakan oleh pejabat Negara dalam
                 Kantor atau Dinas tertentu secara khusus, dengan  tugas
                 dan kewenangan dalam penegakkan serta pemastian hak
                 keperdataan orang (corpus) atas tanah. Maka dibentuk
                 serta  dipertegas  tugas  serta jabatan pejabat-pejabat yang
                 berkewajiban mengurus maupun  menegakkan  Hukum
                 Pertanahan  BW/KUHPInd.  yang  sesuai  dengan  kebijakan
                 politik Hukum Pertanahan dan Keagrariaan Hindia Belanda.
                    Demikianlah,   maka    untuk   penegakkan    Hukum
                 Pertanahan,  pemerintah  Hindia  Belanda membentuk
                 Kementerian   dan    Departemen    Kehakiman.    Untuk
                 pengumpulan  data  pertanahan bagi pemastian  hak
                 keperdataan orang (corpus) atas tanahnya, dibentuk Kantor
                 Kadaster;  juga diangkat  pejabat Notaris, yang berwenang
                 membuat maupun memelihara dokumen-dokumen perbuatan
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76