Page 81 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 81

54     Herman Soesangobeng

                 tanah (kadastrering)  yang dianut di Belanda, adalah bersifat
                 negatif (negatief stelsel). Sifat  negatif dari ‘rechts kadaster’
                 Belanda itu, tidak berarti kepastian hukum haknya menjadi
                 tidak  pasti  dijamin  oleh Negara.  Karena  untuk  menjamin
                 kepastian hukum perlindungan hak atas tanah dalam sistim
                 pendaftaran ‘akta’ (acte inshrijven- Bld. atau deed registration-
                 Ingg.) itu, dikembangkan ajaran ‘percepatan pendaftaran’
                 (spoedigheid   inschrijven) ke dalam daftar umum ’publiek register’
                 guna mendapatkan  kepastian  jaminan  hukum  dari  Negara.
                 Karena itu, Simpson , menegaskan bahwa sekalipun sistim
                                    20
                 Belanda  itu  bersifat negatif,  namun  sistim  negatif  Belanda
                 yang  diterapkan  di  Afrika  Selatan, terbukti bersifat sangat
                 positif.
                    Pelaksanaan dan  penegakkan  sistim  negatif  dari
                 ‘acte inshrijven’ dalam ‘rechts kadaster’ di Hindia Belanda,
                 terbukti tidak diawasi serta dikendalikan dengan tertib
                 oleh pemerintah Belanda. Maka terjadi permohonan ‘acte
                 van eigendom’  yang menyimpang  dari  ketentuan  norma  dan
                 politik hukum, utamanya oleh penduduk Eropah yang
                 bukan warga Negara Belanda dan golongan  Timur Asing.
                 Pembiaran dan acuh tak acuhnya pemerintah Hindia Belanda
                 dalam  pelaksanaan  penegakkan  ‘rechts  kadaster’  melalui
                 pencatatan  ‘acte inshrijven’  dari  ‘Notareel  acte van eigendom’,
                 yang menyimpang dari  ketentuan  hukum  baku  tersebut,
                 menyebabkan timbulnya kekacauan  dan sengketa  hukum
                 yang diwarisi  sampai  saat  kemerdekaan Indonesia bahkan
                 setelah berlakunya UU No. 5/1960.

            13.  Proses dan prosedur lahirnya hak keperdataan ‘eigendom’
                 pribadi:
                    Dengan dibentuknya kantor pendaftaran tanah (kadaster
                 kantoor), maka seorang pemohon hak ‘eigendom’, terlebih
                 dahulu harus meminta surat keterangan dari Kepala Kantor
                 Kadaster, ketika akan mengajukan permohonan hak milik

                20   S. Rowton Simpson, Land Law and Registration, ibid., hlmn. 107.
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86