Page 86 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 86

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     59


                    Negeri (Ministeri en Departement van Binnenlandsch  Bestuur).
                    Berdasarkan pelimpahan kewenangan dan kewajiban umum
                    itulah maka Kementerian  dan Departemen   Dalam Negeri
                    mendapat hak yang disebut ‘beheersrecht’. Suatu kewenangan
                    yang bukan  merupakan  hak keperdataan,  melainkan
                    suatu  kewajiban  publik.  Termasuk  dalam  kewenangan  dan
                    kewajiban publik  itu adalah  untuk  mengatur pemberian
                    serta  pembagian  tanah  milik  Negara,  guna  diusahakan
                    ataupun digunakan oleh  Departemen,  Instansi  Pemerintah,
                    maupun  Daerah  Swapraja.  Jadi hanya kewenangan urusan
                    agraria sajalah  yang  dilimpahkan Negara untuk menjadi
                    tugas, kewajiban dan kewenangan mengatur serta mengurus
                    tanah milik Negara oleh Departemen Dalam Negeri.
                       Dalam pembagian dan pemberian tanah kepada
                    Departemen maupun Instansi   pemerintah   bagi   pelayanan
                    publiknya,   disertai   pula  dengan penetapan sumber dana
                    bagi pembiayaannya. Bilamana sumber dana pembiayaannya
                    bersumber pada  Kas Negara,  maka  Menteri  Keuangan
                    berwenang dan berkuasa penuh dalam  memutuskan  setiap
                    perubahan penggunaan  tanah, karena status hukum tanah
                    tetap menjadi tanah mililk Negara bebas  (vrij landsdomein)
                    yang sedang digunakan  oleh Departemen  ataupun  Instansi
                    Pemerintah bagi pelayanan publiknya. Akan tetapi, bilamana
                    Departemen   atau   Instansi   penerima   tanah   milik   Negara
                    itu  bersedia membiayai pengurusan tanahnya dengan biaya
                    sendiri, maka tanahnya lalu disebut ‘tanah  pemerintah’
                    (Gouvernement  Grond,  yang disingkat  menjadi tanah GG).
                       Terhadap tanah ‘GG’ itu, Menteri Keuangan tidak
                    berwenang penuh untuk  ikut campur  dalam  perbuatan
                    hukum  yang akan  dilakukan  atas tanah ‘GG’.  Tanah-
                    tanah    ‘GG’    itu    umumnya    berupa    tanah    untuk    upah
                    pejabat  desa seperti tanah ‘bengkok’, yang sering pula disebut
                    ‘ambtvelfd’, atau tanah yang dibagikan kepada penduduk desa
                    untuk mengikat kesetiaannya membayar pajak,  yang disebut
                    ‘gogol’, dan sebagainya. Semua jenis tanah ‘GG’ itu, karena
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91