Page 83 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 83

56     Herman Soesangobeng

                 tak  terbantahkan (prima  faciae) 47. Sifat ‘prima faciae’ itu
                                               21
                 pun  merupakan jaminan hukum Negara atas hal ‘eigendom’
                 pribadi yang dimiliki seorang pemegang hak.
                    Kewajiban  mencatatkan ‘acte van eigendom’ itu, adalah
                 karena sistim pendaftaran negatif Belanda, menganut  asas
                 percepatan  pencatatan  ‘acte van eigendom’ ke dalam ‘daftar
                 umum’  (publiek register),  agar menjadi  hak milik yang
                 dilindungi dan dijamin keabsahan  kekuatan hukumnya
                 oleh Negara. Karena keterlambatan atau kealpaan
                 mendaftarkannya, akan menyebabkan ‘acte van eigendom’ yang
                 dimiliki, hanya merupakan bukti atas hak ‘milik anggapan’
                 (vermoedelijk  recht van eigendom), yang sekalipun dilindungi
                 Negara, namun surat ‘acte van iegendom’-nya tidak  memiliki
                 sifat ‘prima  faciae’  sebagai alat bukti hak ‘eigendom’ oleh
                 Hakim  (landrechter) dalam persidangan Pengadilan Negeri.
                 Jadi lahirnya hak  milik ‘eigendom’ Belanda (BW/KUHPInd.),
                 berdasarkan pada Keputusan Hakim Pengadilan Negeri, akan
                 tetapi perlindungan kekuatan hukumnya didasarkan pada
                 pencatatan  ‘acte van eigendom’-nya ke dalam daftar  umum
                 (publiek register).
                    Maka alat bukti hak ‘eigendom privaat’ Belanda itu,
                 terdiri atas empat jenis surat keputusan dan penetapan serta
                 pencatatan dalam daftar umum yaitu:
                 a.  ‘surat penetapan hakim tentang hak kebendaan dari
                    tanah’ (gerechtelijke acte van zakelijk recht),
                 b.  ‘surat keputusan  hakim tentang pemberian  hak eigendom’
                    (gerechtelijk beschikking van eigendom),
                 c.  ‘acte van eigendom’ dari notaris, dan
                 d.  ‘catatan dalam daftar umum’ (registeren in de publiek register).


                    Artinya, tidak terpenuhinya salah satu dari unsur-unsur
                 pembuktian hak ‘eigendom’ ini, berakibat hukum hak ‘eigendom’
                 yang dimiliki menjadi tidak sah  sehingga  hanya  merupakan

                21   R. Rowton Simpson, Land Law and Registration, Ibid., hlmn. 106-
            107
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88