Page 121 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 121

yang dapat dikonversi itu memerlukan keputusan Menteri Kehutanan;
            asistensi teknis dan inovasi pertanian bagi para petani penerima obyek
            land reform tentu memerlukan kerjasama erat dari Departemen
            Pertanian; demikian pula halnya dengan kerjasama dengan pemerintah
            daerah dalam memberikan pertimbangan mana-mana tanah yang perlu
            diredistribusikan dan siapa-siapa yang diusulkan menjadi penerima
            tanah yang diredistribusikan. 143
                 Hambatan lainnya adalah tidak disetujuinya  usulan BPN
            untuk membentuk Lembaga Pengelola Reforma Agraria, suatu badan
            otorita khusus yang mengurus segala sesuatu berkenaan dengan upaya
            merencanakan hingga memberdayakan para penerima tanah obyek land
            reform dan menjamin tanah-tanah yang diredistribusikan itu produktif
                                           144
            dan dikelola secara berlanjutan.  Kemudin BPN menempuh jalur
            dengan menertibkan tanah-tanah terlantar dan legalisasi aset melalui
            Prona (Proyek Nasional Agraria), dan P4T (Penguasaan, Pemilikan,
            Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah).
                 Periode ketiga penataan agraria berupa pelaksanaan reforma agraria
            yang dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 yang
            di dalamnya menempatkan reforma agraria sebagai prioritas nasional,
                                                                            145
            mencakup program prioritas, yakni: penguatan kerangka regulasi dan
            penyelesaian konflik agraria; penataan penguasaan dan pemilikan
            tanah  reforma agraria; kepastian hukum dan legalisasi hak atas tanah
            obyek reforma agraria; pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan,
            pemanfaatan dan produksi atas tanah  reforma agraria; pengalokasian
            sumber daya hutan untuk dikelola oleh masyarakat; serta kelembagaan
            pelaksana reforma agraria pusat dan daerah. 146

                 Salah satu sembilan agenda prioritas Nawa Cita “mendorong land
            reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar” sebagaimana



            143  Noer Fauzi Rachman, Land Reform Dari Masa Ke Masa, Ibid, hlm 104.
            144  Ibid, hlm 109.
            145  Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana
                Kerja Pemerintah Tahun  2017,   (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia Tahun
                2016 Nomor  95).
            146  Kantor Staf Kepresidenan, Strategi Nasional Pelaksanaan Reforma Agraria 2016-
                2019, Arahan dari Kantor Staf Presiden, Jakarta, 28 April 2016, hlm 1.

            104 Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126