Page 80 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 80

keadilan.  Sekalipun ketiganya itu merupakan nilai dasar dari hukum,
                    96
            namun mempunyai potensi untuk saling bertentangan masing-masing
            mempunyai tuntutan yang berbeda satu sama lainnya. Penegakan hukum
            pada prinsipnya harus dapat memberi manfaat atau berdaya guna (utility)
            bagi masyarakat, namun di samping itu masyarakat juga mengharapkan
            adanya penegakan hukum untuk mencapai suatu keadilan. Kendatipun
            demikian tidak dapat kita pungkiri, bahwa apa yang dianggap berguna
            (secara  sosiologis)  belum tentu  adil, begitu  juga sebaliknya  apa yang
            dirasakan adil (secara filosofis), belum tentu berguna bagi masyarakat. 97
                   Sebagaimana juga putusan PTUN yang menguji keabsahan/
            legalitas suatu produk pejabat  TUN dalam bentuk suatu KTUN
            (beschikking), seringkali harus berada dalam dialektika antara kepastian
            hukum, kemanfaatan, dan keadilan. Pengujian suatu produk KTUN
            terhadap norma-norma dasarnya lebih  difokuskan pada  pengujian  dari
            segi formal dan prosedur  penetapannya saja, daripada mempersoalkan
            substansi keadilan yang terkandung dalam kaidah hukumnya. Hal
            ini berarti kepastian hukum  lebih dipentingkan  dalam pertimbangan
            hukum putusan PTUN, daripada mempertimbangkan kemanfaatan,
            dan keadilan.
                 Sebagaimana kasus sengketa surat keputusan penetapan tanah
            terlantar yang didominasi oleh kesalahan-kesalahan bersifat prosedur
            didalam putusannya, bahkan secara subtansi Hakim mengetahui pada
            waktu pemeriksaan lapang di obyek sengketa bahwa tanah tersebut
            benar-benar terlantar. Akan tetapi dikarenakan dalam pelaksanaan
            penertiban tanah terlantar terdapat tahapan-tahapan yang sebagian kecil
            tidak dilaksanakan, maka hakim tetap memutuskan  surat keputusan
            penetapan tanah terlantar cacad yuridis dari segi prosedur, maka
            pengujian dari segi substansi tidak dipertimbangkan lagi.




            96   Mertokusumo, S,  Mengenal Hukum: Suatu Pengantar,  cet Kedua. (Yogyakarta:
                Liberty, 1999), hlm 145.
            97   Syafruddin Kalo, Penegakan Hukum Yang Menjamin Kepastian Hukum dan Rasa
                Keadilan Masyarakat  Suatu  Sumbangan  Pemikiran,  Makalah  disampaikan  pada
                “Pengukuhan  Pengurus Tapak  Indonesia Koordinator Daerah Sumatera  Utara”,
                pada hari Jum’at, 27 April 2007, bertempat di Gayo Room Garuda Plaza Hotel, Jl.
                Sisingamangaraja No. 18 Medan, hlm 5.

                                             BAB III     Penegakan Hukum Tanah Terlantar  63
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85