Page 85 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 85

menjadikan dasar oleh hakim untuk membatalkan gugatan.
                   Pemeriksaan setempat berperan penting dalam menciptakan
            keadilan subtantif dalam penertiban tanah terlantar. Hakim dalam
            putusannya semestinya menggunakan pendekatan hukum progresif
            dibandingkan menggunakan pendekatan tafsir tekstual untuk memenuhi
            keadilan.  Seperti  yang  di  contohkan  oleh  para  hakim  Mahkamah
            Konstitusi yang menganut hukum progresif. Sebuah konsep hukum
            yang tidak terkukung kepada konsep teks undang-undang semata, tetapi
            juga memperhatikan rasa keadilan yang hidup di masyarakat. MK tidak
            sekedar peradilan yang hanya menjadi corong sebuah undang-undang.
            Misalnya kasus Kasus terkait dengan pengujian UU Nomor 27 Tahun
            2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) memperlihatkan
            MK sama sekali tidak terkukung bunyi teks pasal-pasal. UU MD3
            eksplisit menyebutkan bahwa Ketua MPR berasal dari unsur anggota
            DPR saja. Namun dengan pertimbangan hukum yang jelas berdasarkan
            UUD 1945, MK kemudian memutuskan bahwa Ketua MPR dapat
                                                                   105
            berasal dari anggota DPR atau pun dari anggota DPD.  Putusan
            hakim Mahkamah Konstitusi yang mengedepankan hukum progresif
            di bandingkan hukum tekstual. Oleh karena itu, hakim PTUN harus
            mempuyai padangan yang sama dengan pemikiran hakim kosntitusi.
                 Dalam rangka mewujudkan keadilan subtantif, diperlukan dalam
            proses penyelesaian sengketa tata usaha negara dikarenakan hakim
            mempunyai wewenang untuk pemeriksaan setempat dalam memeriksa
            sengketa tanah terlantar, melihat kondisi apakah benar tanah tersebut
            diterlantarkan. Di sisi lain, adanya peran hakim yang aktif, untuk mencari
            kebenaran materiil bukan hanya kebenaran formil. Membangun hukum
            progresif dilakukan dengan mengubah, cara pandang dan cara berfikir
            hakim dengan memperbaiki pengambilan putusan hakim yang prosedur
            formal kearah keadilan yang yang subtantif.







            105  Pusat Studi Konstitusi  FH Andalas,  Perkembangan Pengujian  Perundang-
                Undangan di Mahkamah Konstitusi, Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 6, 2010, hlm
                148-149.
            68  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90