Page 82 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 82

Berdasarkan kasus-kasus penetapan tanah terlantar di PTUN,
            Hakim cenderung terkesan menerapkan norma hukum secara normatif-
            prosedural,  memutus hanya berdasarkan  peraturan (law in book’s),
            seyogyanya hakim memutuskan berdasarkan hukum yang hidup
            dimasyarakat (living law). hakim bukan hanya menegakan peraturan/
            hukum tetapi juga harus menegakan keadilan, hakim juga bukan hanya
            sebagai corong undang-undang. Artinya hakim dituntut untuk memiliki
            keberanian mengambil keputusan sesuai dengan unsur penegakan
            hukum yaitu kepastian hukum, kemamfaatan, dan keadilan. sehingga
            keadilan  substansial  selalu  saja  sulit  diwujudkan  melalui  putusan
            hakim pengadilan, karena hakim dan lembaga pengadilan hanya akan
            memberikan keadilan formal.

            C.  Pilihan Antara Keadilan Prosedural dan Keadilan Subtantif
                Dalam Penertiban Tanah Terlantar
                 Konsep teori keadilan banyak para pakar membedakan keadilan ke
            dalam dua kategori, yaitu keadilan substantif dan keadilan prosedural.
            pada dataran teori, apa yang adil dalam norma, belum tentu adil dalam
            pelaksanaannya. Baik keadilan substantif dan keadilan prosedural
            mengalami masalah yang sama pada tataran pelaksanaan. Idealnya
            keadilan substantif dan keadilan prosedural haruslah berjalan selaras,
            serasi dan berimbang.

                 Pengertian keadilan secara subtansi dapat dipahami bahwa
            benar  adanya  penelantaran  tanah  secara  fisik  tidak  diusahakan,  tidak
            dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau
            sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya. Telah dijelaskan
            dimuka bahwa hakim mengetahui secara fisik adanya pelantaraan tanah,
            akan tetapi aspek prosedur dalam membuat keputusan penetapan tanah
            terlantar tidak ditaati, yang menyebabkan pembatalan dan pencabutan
            surat keputusan. Implikasi  Pembatalan surat keputusan penetapan tanah
            terlantar  berakibat  pendayagunaan  tanah  terlantar  untuk keperluan
            reforma agraria, program strategis negara dan tanah untuk cadangan
            negara negara tidak tercapai.





                                             BAB III     Penegakan Hukum Tanah Terlantar  65
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87