Page 100 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 100
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 91
dilarang membeli bidang-bidang tanah di Desa Prigelan. Strategi
ini diberlakukan atas dukungan para pemilik tanah, yang bersedia
memenuhi ketentuan Peraturan Desa Prigelan yang mengatur hal
ini. Saat ini berlaku Peraturan Desa Prigelan Nomor 144/03/2013
tanggal 20 Mei 2013, yang pada lampirannya (Bagian VI angka 1)
menetapkan, “Pemindahan/mutasi hak milik tanah sawah dan darat
ke warga luar Desa Prigelan tidak dilayani, kecuali putra desa”.
Larangan menjual bidang-bidang tanah di Desa Prigelan kepada
orang-orang yang bukan warga Desa Prigelan memperlihatkan
komitmen Pemerintah Desa Prigelan untuk melindungi kepentingan
warganya. Tetapi komitmen ini harus diimbangi oleh pemahaman
warga desa, terutama para petani, tentang urgensi perlindungan
tersebut bagi mereka. Tanpa pemahaman yang tinggi dari warga
desa, maka larangan ini justru akan berdampak kontra-produktif
di kalangan warga. Warga tidak merasa dilindungi atas larangan ini,
bahkan sebaliknya merasa hak-haknya direduksi oleh Pemerintah
Desa Prigelan.
Sesungguhnya ketentuan ini telah diberlakukan sejak Desa
Prigelan dipimpin oleh Suparno (Kepala Desa Prigelan tahun 1986
– 2002), meskipun saat itu aturannya belum terlalu tegas, sehingga
masih ada beberapa bidang tanah yang sempat dibeli oleh orang dari
luar Desa Prigelan. Walaupun begitu ketentuan ini oleh Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) “Mekar Sari” Desa Prigelan dipandang
menguntungkan petani. Oleh karena itu Gapoktan “Mekar Sari”
Desa Prigelan mendukung strategi ini. Sutrisno (Ketua Gapoktan
“Mekar Sari” Desa Prigelan) menjelaskan, bahwa strategi tahun 2000
ini diperlukan, karena sebelum tahun 2000 beberapa bidang tanah di
Desa Prigelan pernah ada yang dibeli oleh orang luar. Kejadian ironi
muncul, ketika musim panen tiba, saat bidang-bidang tanah sawah
yang dimiliki oleh orang-orang dari luar Desa Prigelan, dipanen oleh