Page 112 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 112
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 103
jaringan irigasi. Ketika semua pihak memahami mekanisme ini,
dan berkenan mendukungnya, maka pemerintah desa memperoleh
“tenaga” dorong bagi diterapkannya strategi pertanahan secara lebih
konsekuen.
Oleh sebab itu, Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan
mendukung strategi penggunaan tanah yang diterapkan Pemerintah
Desa Prigelan, yang menetapkan komitmen untuk mempertahankan
tanah pertanian. Bagi Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan strategi
ini menguntungkan para petani, sehingga atas dasar relevansi
dukungannya, Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan meminta
Pemerintah Desa Prigelan mengajukan proposal untuk mengubah
tanah telar menjadi tanah sawah. Sutrisno (Ketua Gapoktan “Mekar
Sari” Desa Prigelan) menjelaskan, bahwa tanah telar adalah bidang
tanah yang ada di Desa Prigelan yang selalu tergenang air, sehingga
tidak dapat dimanfaatkan sebagai sawah. Tanah telar yang luasnya
mencapai 10 Ha ini sangat disayangkan, bila tidak dapat dimanfaatkan
sebagai sawah.
Dengan luas 10 Ha, maka potensi tanah telar relatif besar, bila
mampu diubah menjadi areal persawahan. Hanya saja Pemerintah
Kabupaten Purworejo sebagai pemegang otoritas dan sekaligus
sebagai pihak yang dipandang mampu mengubah tanah telar
menjadi sawah, selalu membutuhkan pengetahuan (termasuk
teknologi) untuk melakukan kegiatan tersebut. Namun demikian
keputusan harus segera diambil, agar waktu tidak terbuang sia-sia
karena, lambannya proses yang dilakukan. Selain itu juga diperlukan
komitmen masyarakat Desa Prigelan, untuk membantu ikhtiar
Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam mengubah tanah telar
menjadi sawah.
Sejalan dengan pandangan Sutrisno tentang potensi tanah
telar, Mardiyono (warga Desa Prigelan tertua dengan usia 91 tahun)