Page 117 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 117
108 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
bibit dan obat-obatan untuk tanaman di sawah petani. Oleh karena
itu Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan berupaya membantu petani,
agar dapat terus meningkatkan produksi melalui panca usaha tani.
Selain itu Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan juga menyalurkan
bibit dan sarana produksi lainnya. Bahkan Gapoktan “Mekar Sari”
Desa Prigelan pernah menerima bantuan sebesar Rp. 650 juta, yang
digunakan untuk pasca panen kedelai, dengan membeli mesin
pengering dan alat angkut. Selain itu, Gapoktan “Mekar Sari” Desa
Prigelan juga pernah menerima bantuan traktor, untuk mengolah
tanah pertanian. Tidak hanya sampai di situ, Gapoktan juga pernah
menerima bantuan Rp. 350 juta untuk dibelikan ternak sapi, sehingga
muncul (dibentuk) kelompok tani ternak.
Segenap bantuan tidak akan berguna, bila para petani tidak
mengembangkan pengetahuannya, baik pengetahuan lokal
tradisional maupun pengetahuan mutakhir di bidang pertanian dan
pertanahan. Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinys para petani
mengerti tentang pentingnya menerapkan strategi pemanfaatan
tanah, seiring dengan upaya peningkatan produktivitas tanah sawah.
Dengan demikian para petani mampu melakukan tindakan, yang
sesuai dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat. Mekanisme
ini perlu mendapat “tempat”, karena tindakan yang dipilih oleh
para petani merupakan tindakan yang dianggap oleh mereka paling
sesuai dengan kondisi lingkungan dan budaya Desa Prigelan.
Sebagai contoh, para petani Desa Prigelan pernah mendapat
bantuan sebesar Rp. 350 juta, yang digunakan untuk membeli 30 ekor
sapi dan membuat kandang sapi sederhana. 30 ekor sapi itu terdiri dari
21 ekor sapi untuk penggemukan, dan 9 ekor sapi untuk pembibitan.
Mekanisme penghormatan terhadap pengetahuan lokal tradisional
dan pengetahuan mutakhir para petani diterapkan, dengan memberi
kesempatan pada beberapa petani untuk melakukan tindakan yang