Page 118 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 118
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 109
dianggap oleh mereka paling sesuai dengan kondisi lingkungan dan
budaya Desa Prigelan.
Sapi-sapi ini dikelola oleh “badan usaha milik desa” yang berada
di bawah koordinasi Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan. Untuk
memelihara sapi-sapi ini “badan usaha milik desa” bekerjasama
dengan petani dalam format bagi hasil. Antara masing-masing
individu petani dengan “badan usaha milik desa” dibuat kesepakatan,
yang berdasarkan kesepakatan tersebut diketahui, bahwa para petani
pada umumnya merawat 1 ekor sapi, meskipun ada beberapa petani
yang merawat 2 ekor sapi. Para petani yang bekerjasama merawat sapi
milik “badan usaha milik desa”, selanjutnya membentuk kelompok
tani dengan nama Kelompok Tani Ternak “Subur Makmur”, yang
dipimpin oleh Sudarmono.
Format pengelolaan sapi semacam ini merupakan pilihan para
petani, karena dipandang cocok dengan kondisi lingkungan dan
budaya Desa Prigelan. Pandangan ini kemudian mengantarkan
para petani pada kesediaan, untuk berpartisipasi dalam penerapan
strategi pertanahan (termasuk strategi pemanfaatan tanah). Bagi
para petani, sepanjang dilaksanakan secara adil, maka mereka
bersedia mendukung penerapan strategi pemanfaatan tanah. Dalam
pandangan para petani, tanah harus dimanfaatkan secara optimal
bagi peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, tanah sawah
harus ditingkatkan produktivitasnya; sedangkan tanah non sawah
dapat dimanfaatkan untuk tanaman pakan ternak, yang berguna
untuk mendukung peningkatan kesejahteraan para petani.
Oleh karena adanya pakan ternak yang baik, yang ditanam di
tanah milik para petani, maka program penggemukan sapi yang
digagas badan usaha milik desa mendapat relevansinya secara
nyata. Sapi penggemukan dibeli oleh badan usaha milik desa
dengan harga Rp. 9 juta, kemudian oleh petani dipelihara selama 9