Page 50 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 50

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  41

            saat ini berpotensi memunculkan bias substansi strategi pertanahan,
            sehingga penjelasan terus menerus atas substansi strategi pertanahan
            perlu dilakukan.
                Kondisi  alam  Desa  Prigelan  yang  subur  kang  sarwa  tinandur
            (subur  bagi  semua  yang ditanam)  harus dikelola  sebaik-baiknya
            demi kesejahteraan petani. Ketika para petani berada pada kondisi
            sejahtera, maka mereka akan mengalami murah kang sarwa tinuku
            (murah bagi semua yang dibeli), karena daya beli mereka memadai
            (cukup  tinggi). Oleh karena itu, kemiskinan  struktural, karena
            ketidak-adilan penguasaan  tanah perlu  diatasi.  Para petani perlu
            dibantu dalam memperoleh akses atas sumber-sumber pendapatan,
            yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
                Pemerintah Desa Prigelan terus menerus berupaya meningkatkan
            pendapatan petani, untuk  menembus penghalang  struktural
            yang menghalangi kesejahteraan. Caranya  dengan memanfaatkan
            setiap kewenangan Pemerintah Desa Prigelan bagi  peningkatan
            kesejahteraan petani, seperti mobilisasi sumberdaya masyarakat dan
            sumberdaya tanah. Mobilisasi ini memang memperlihatkan adanya
            kekuasaan yang hadir dalam bentuk dominasi, tetapi tindakan ini
            diperlukan bagi keberhasilan penerapan strategi pertanahan. Inilah
            kekuasaan yang meliputi (power over) sesuatu atau seseorang, yang
            dalam hal ini meliputi sumberdaya masyarakat (sekumpulan orang)
            dan sumberdaya tanah (sebagian dari sumberdaya alam).
                Bagi Pemerintah Desa Prigelan kekuasaan ini merupakan alat
            strategis yang dapat digunakannya untuk mencapai tujuan. Selain
            itu, kekuasaan  yang  digunakan  oleh Pemerintah  Desa  Prigelan
            sejajar dengan otoritasnya,  sehingga  memiliki  keresmian dan
            legitimasi,  untuk mendesakkan keinginan kepada  seluruh  warga
            desa. Penggunaan kekuasaan ditujukan bagi upaya memberdayakan
            para  petani,  khususnya  dalam meningkatkan kesejahteraan.
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55