Page 61 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 61
52 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
Strategi pertanahan merupakan instrumen “alih kode” dalam
proses tani di desa ini, yang selain mengubah pemikiran, sikap,
tindakan, dan perilaku petani, juga telah menambah kedekatan antar
petani. Berbekal kedekatan yang berhasil dibangun, maka konsensus
dan kreativitas sosial juga dikonstruksi oleh para petani sebagai
pendukung bagi keberhasilan penerapan strategi pertanahan.
Caranya melalui transfer informasi dari tokoh, perangkat dan
Pemerintah Desa Prigelan kepada para petani, yang dikenal dengan
istilah “pembelajaran sosial” atau social learning. Sebagian sosiolog
juga menyebut proses ini dengan istilah “transmisi kultural” atau
cultural transmission.
Pembelajaran sosial terjadi, ketika para petani berkenan
memperhatikan dan menyerap informasi yang disampaikan oleh
tokoh, perangkat dan Pemerintah Desa Prigelan. Kondisi inilah yang
oleh beberapa sosiolog dikenali sebagai “tranmisi pembelajaran
sosial” atau “transmission of social learning”. Keberadaan tranmisi
pembelajaran sosial akhirnya berhasil “menahan” konflik yang
terkait dengan strategi pertanahan tidak muncul ke permukaan.
Tranmisi pembelajaran sosial mendorong para petani,
untuk terus menerus menganut suatu nilai yang mengajarkan
pengungkapan pemikiran secara santun (lembut), sehingga tidak
muncul tindakan yang kasar. Boleh jadi awalnya strategi pertanahan
belum disepakati oleh sebagian besar petani, tetapi lambat laun para
petani mulai dapat menerimanya sebagai sesuatu yang biasa, atau
akrab dengan keseharian mereka.
Suasana santun Desa Prigelan mengantarkan strategi pertanahan
pada situasi penerapan secara terbuka dan egaliter, sehingga nampak
sebagai citra budaya yang khas Desa Prigelan. Selanjutnya strategi
pertanahan berkembang sebagai sistem tindakan dan perilaku
petani, yang dibangun berdasarkan sistem makna dan sistem