Page 66 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 66

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  57

            berperilaku dan tata nilai yang terkait dengan strategi pertanahan.
            Secara alami pengakuan ini akan diwariskan dari generasi ke generasi,
            sehingga strategi pertanahan mengalami keberlanjutan dari masa ke
            masa.
                Dengan  demikian  kritik  Untung  dan  Bambang  Herlambang
            terhadap  strategi  pertanahan  yang  diterapkan Pemerintah Desa
            Prigelan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan,
            sebab kritik ini justru  telah menunjukkan kesediaan keduanya
            memperjuangkan kepentingan dan kebutuhan petani. Oleh sebab
            itu, ketika strategi pertanahan dimaksudkan sebagai ikhtiar untuk
            memperjuangkan kepentingan dan kebutuhan petani, maka strategi
            ini memiliki kesamaan  dengan keinginan Untung  dan Bambang
            Herlambang,  yaitu memperjuangkan kepentingan  dan kebutuhan
            petani. Situasi ini tidaklah melemahkan kekuasaan yang hadir dalam
            bentuk  pemberdayaan, yang dikenali  sebagai  kekuasaan  terhadap
            (power to) sesuatu  atau seseorang.  Sebaliknya situasi  ini  justru
            memperlihatkan adanya otonomi  petani,  yang dibangun  melalui
            proses intersubyektif yang menciptakan solidaritas agraris.
                Ketika solidaritas agraris terbentuk, para petani berkesempatan
            mengorganisir  diri  dalam beberapa kelompok  tani,  yang mampu
            memanfaatkan lapisan-lapisan kultur  yang  ada  di Desa Prigelan,
            seperti: Pertama, lapisan nilai, yang terdiri dari harmoni, kerja keras,
            dan mutu sosial yang diperlihatkan oleh para petani Desa Prigelan.
            Kedua, lapisan keyakinan, yang terdiri dari kondisi harmoni yang
            ada di Desa Prigelan, yang pada akhirnya mendorong petani untuk
            bekerja keras, sehingga menghasilkan karya atau produk pertanian
            yang bermutu. Ketiga, lapisan artifak, yang terdiri dari artifak fisik
            (seperti: kondisi lingkungan Desa Prigelan yang tertata dengan baik)
            dan artifak non fisik (seperti: perilaku kerja keras para petani Desa
            Prigelan).
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71