Page 62 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 62
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 53
nilai yang terkandung di dalamnya. Sistem ini dibangun melalui
transmisi sosial dari masa ke masa, yang meliputi: Pertama,
vertical transmission, yang terdiri dari: (1) general acculturation,
yaitu transmisi dari tokoh Desa Prigelan yang relatif berusia lanjut
kepada para petani yang lebih muda, yang berada dalam budaya tani
yang khas Desa Prigelan; (2) specific socialization, yaitu transmisi
yang dilakukan secara terarah dan sistematis dari Pemerintah Desa
Prigelan kepada para petani. Kedua, oblique transmission, yaitu
transmisi dari tokoh Desa Prigelan dan tokoh dari luar Desa Prigelan
yang mendukung penerapan strategi pertanahan di Desa Prigelan.
Ketiga, horizontal transmission, yaitu transmisi yang terjadi antar
petani di Desa Prigelan.
Sistem tindakan dan perilaku petani yang dibentuk oleh strategi
pertanahan menunjukkan keberhasilan Pemerintah Desa Prigelan
dalam memperlihatkan power to relation kepada masyarakat
dan petani Desa Prigelan. Keberhasilan ini tidak terciderai oleh
adanya kritik dari Untung (Ketua Kelompok Tani “Kunir Maju”
Dusun Kuniran) dan Bambang Herlambang (Ketua Kelompok Tani
“Wonodadi” Dusun Gamblok), karena ketika diperhatikan secara
seksama kritik kedua tokoh desa ini justru mendorong penguatan
strategi pertanahan.
Kritik Untung dan Bambang Herlambang memperlihatkan
kekhawatiran dan “hasil bacaan” mereka atas penerapan strategi
pertanahan di Desa Prigelan. Ketika kritik hadir dalam konteks
transmisi sosial pada penerapan strategi pertanahan, maka dapat
diketahui bahwa ada kekhawatiran telah berlangsung transmisi status
sosial atau okupasi dari perangkat Desa Prigelan pada para petani. Hal
ini dapat dimengerti sebagai kekhawatiran yang rasional, karena adanya
relasi kekerabatan antara perangkat desa dengan sebagian petani, dan
karena adanya rasa hormat para petani kepada perangkat desa.