Page 65 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 65
56 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
Kritik Untung dan Bambang Herlambang adalah usulan dan
gagasan yang konstruktif bagi penerapan strategi pertanahan,
sebagai simpul yang menunjukkan adanya pemikiran yang
perlu diperhatikan. Penekanan kritik ini bukanlah pada upaya
menggagalkan strategi pertanahan, melainkan pada upaya umtuk
mendorong pertumbuhan, perubahan, perkembangan, dan
kesinambungan kehidupan petani. Dorongan ini merupakan salah
satu hal yang urgen bagi petani, sebab ia mewakili kebutuhan petani.
Selain itu, kritik Untung dan Bambang Herlambang atas strategi
pertanahan juga memperlihatkan pluralitas pemikiran di kalangan
petani Desa Prigelan. Oleh karena kritik disampaikan dengan pola
empatik dengan isi yang konstruktif, maka Pemerintah Desa Prigelan
berkewajiban memahami pluralitas tersebut baik secara genetik
(konten) maupun kultural (konteks). Pemahaman atas pluralitas
pemikiran memberi kesempatan pada Pemerintah Desa Prigelan,
untuk mengakui adanya fokus perhatian yang berbeda di kalangan
petani, keberlanjutan penerapan dan peluang keberhasilan strategi
ini, ketika berhadap-hadapan dengan berbagai strategi lain.
Strategi pertanahan diyakini sebagai cara yang paling praktis,
untuk mencapai kesejahteran petani berbasis penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Sementara
itu power to relation, merupakan instrumen otonomi petani,
yang dengannya para petani didorong untuk memiliki inisiatif
memberdayakan dirinya, agar hidup semakin sejahtera. Inisiatif
para petani dalam memberdayakan diri sendiri dibangun melalui
sistem gagasan, tindakan, dan karya, yang diprosesnya dengan cara
belajar. Para petani menggunakan perspektif budaya, ketika mereka
mulai mengakui strategi pertanahan sebagai pandangan hidup
tentang pertanahan, yang kemudian diakuinya secara bersama-
sama. Pengakuan ini meliputi cara berpikir, bersikap, bertindak,