Page 68 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 68
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 59
dari generasi lebih tua kepada generasi yang lebih muda dapat
berjalan “lurus” tanpa distorsi.
Dengan demikian strategi pertanahan yang diterapkan oleh
Pemerintah Desa Prigelan telah berada pada jalur yang benar, yaitu
menerapkan power over relation, seraya memperlihatkan power to
relation. Oleh karena itu, otonomi petani perlu mendapat ruang
bagi kemunculannya, sehingga kekuasaan (power) telah memberi
kesempatan bagi hadirnya negosiasi. Kemunculan otonomi petani
juga memberi kesempatan bagi mereka (petani), untuk terus
menerus melakukan penggalian metode atau cara-cara terbaik
dalam penerapan strategi pertanahan.
Otonomi petani merupakan peluang bagi para petani di Desa
Prigelan, untuk menghentikan transmisi nilai-nilai pertanahan masa
lalu, yang tidak sesuai dengan strategi pertanahan. Para petani yang
aktif dalam kelompok tani saling mendorong agar masing-masing
mampu mengadopsi strategi pertanahan, yang diakui sebagai nilai-
nilai pertanahan masa kini. Pengakuan ini diberikan berdasarkan
dinamika realitas sosial bidang pertanahan yang berlangsung di
Desa Prigelan. Pembelajaran sosial tentang strategi pertanahan
terus menerus dilakukan para petani melalui kelompok tani dan
gabungan kelompok tani, yang sekaligus berfungsi sebagai media
untuk melakukan elaborasi dan modifikasi teknis bagi penerapan
strategi pertanahan.
Berdasarkan pola empatik, maka tokoh-tokoh petani didengar
dan diapresiasi pandangannya, terutama yang berkaitan dengan
pemahaman mereka atas strategi pertanahan. Setelah itu Pemerintah
Desa Prigelan wajib menggabungkan beberapa pandangan tokoh
petani, demi memperoleh suatu pandangan yang utuh tentang
strategi pertanahan bagi petani. Upaya ini memberi kemampuan
pada Pemerintah Desa Prigelan, dalam hal: (1) menyusun kiat